JAKARTA, WB – Hasil Survey terbaru elektabilitas dari Lingkaran Survey Indonesia (LSI Denny JA), menghasilkan kesimpulan bahwa elektabilitas Ahok dinilai terus merosot. LSI mencatat, pada bulan November 2016, elektabilitas Ahok sudah dibawah angka 30 persen, yaitu angka 24,6 persen.
“Jadi ada penurunan 24.5 persen dibanding survey pada bulan Juli 2016 (49.1%). Elektabilitas Ahok juga turun 34.7% dibandingkan Maret 2016 (59.3%). Ini semua dipengaruhi Penistaan Agama (kasus Al Maidah),” ujar tim Survey LSI, Adjie Alfaraby, dibilangan Rawamangun Kamis (10/11/2016).
Adjie mencatat, alasan kenapa suara Ahok merosot, ada empat alasan. Untuk alasan pertama kata Adjie adalah sejak menjadi viral videonya di Kepulauan Seribu di medsos, memunculkan kontroversi dan dugaan penistaan agama Islam.
“Kontroversi dan protes berujung pada aksi demo besar – besaran yang menuntut Ahok diadili. Kasus ini menjadi perhatian publik secara luas,” ujar Adjie.
Untuk alasan kedua lanjut Adjie adalah, resistensi pemimpin beda agama makin tinggi. Elektabilitas Ahok turun karena terus bertambahnya pemilih muslim, yang jelas tidak akan memilih pemimpin non muslim.
Alasan ketiga kata Adjie adalah, tingkat kesukaan Ahok yang terus mengalami penurunan. Tinggal kesukaan Ahok karena berbagai alasan alami penurunan.
” Saat ini survey dibulan November tingkat kesukaan Ahok sudah dibawah 50 persen yaitu hanya 48.30 persen saja,” ujarnya.
Alasan yang terakhir lanjut Adjie adalah, turunnya suara Ahok dipengaruhi oleh faktor lama. Faktor personaliti adalah terkait persepsi arogan yang terlihat dari gaya bicara seorang Ahok.
“Gaya kepemimpinan Ahok, cenderung arogan. Apalagi terkait penggusuran dan reklamasi, disini Ahok terlihat seperti membela pemodal,” kata Adjie.
Survey dilakukan pada tanggal 31 hingga 5 Oktober 2016, dengan cara tatap muka terhadap 440 responden, dengan menggunakan tehnik metode multistage random sampling. Margin of error plus minus 4.8% dengan dilengkapi kualitatif riset.[]