JAKARTA, WB – Hasil survey Lingkaran Survey Indonesia (LSI), mencatat bahwa isu agama membawa dampak pada merosotnya dukungan pada pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) – Saiful DJarot. Sentimen anti Ahok dari pemilih muslim, terlihat meningkat dari 40 persen (Maret 2016) menjadi 55 persen (September 2016).
“Jika pasangan Ahok kalah, maka bisa dikatakan kalau isu agama menumbangkan Ahok,” ujar peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby, di kantor LSI, Jumat (7/10/2016).
Bahkan dalam catatan hasil survey, Alfaraby melihat ada kemungkinan pasangan Ahok-DJarot tumbang pada putaran pertama. Berdasarkan data, pasangan Ahok tumbang oleh pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga jika keduanya head to head. Anies Baswedan – Sandiaga unggul dengan 38 persen, sedangkan pasangan Ahok-Jarot, hanya 32,1 persen. Selebihnya belum memutuskan dengan 29,8 persen.
Bahkan jika pasangan Ahok – DJarot harus dihadapkan head to head dengan pasangan Agus Harimurti dan Syilviana. Berdasarkan hasil survey, Ahok-DJarot, kalah dengan hanya memperoleh 31,9 persen, sedangkan pasangan Agus – Sylviana memperoleh 35,1 persen.
Alfaraby beralasan bahwa ada empat alasan mengapa pasangan Ahok-Djarot kalah ketika head to head. Pertama kata dia, adanya perpindahan dukungan dimana pendukung pasangan Agus – Syilviana dan Anies-Sandiaga, adalah satu profile.
Alasan kedua lanjut Alfaraby adalah pemilih muslim. Pasangan Agus – Syilviana dan pasangan Anies dan Sandiaga, akan unggul di pemilih muslim dengan basis mencapai lebih dari 90 persen.
“Sementara pemilih yang tidak menginginkan non muslim menjadi gubernur angkanya naik dari 40 persen dari Maret 2016 menjadi 55 persen pada bulan Oktober 2016,” ujarnya.
Alasan ketiga lanjut Alfaraby adalah, pemilih non Thionghoa, dimana pemilih tidak ingin dipimpin oleh etnis Tionghoa meningkat dari 30 persen menjadi 50 persen.
Alasan terakhir atau keempat adalah sentimen anti Ahok. Dimana besarnya sentimen anti Ahok, diluar isu agama dan primordial mengenai kebijakan personaliti dari sosok Ahok.
“Yang tidak setuju dengan personalitinya mencapai diangka 25 persen dibulan September dan meningkat menjadi 38,6 persen dibulan Oktober 2016,” tandas Alfaraby.
Hasil survey LSI dilakukan dari tanggal 28 September – 02 Oktober 2016, dengan total responden 440, dengan tehnik wawancara tatap muka. Riset dilakukan dengan metode multi range random sampling, Margin of Error plus minus 4,8 persen dengan kualitatif riset.[]