WARTABUANA – Sejarawan Peter Kasenda, memang telah tiada, namun namanya akan terus ada dan melegenda sebagai seorang sejarawan tanah air. Terkhusus bagi Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI).
Dalam peringatan 40 hari sepeninggalnya, Peter Kasenda, Sekretaris Jenderal Presidium Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI) Ugik Kurniadi, punya cerita tersendiri mengenang sosok sejarawan ini.
“Bung Peter ini hidupnya membaca, menulis, menyampaikan, membaca, menulis, menyampaikan, ia selalu begitu,” cerita Ugik dalam sambutannya didiskusi ‘Rekam Jejak Peter Kasenda’ di DPP PA GMNI, bilangan Cikini, Jumat (19/10/2018).
Dimata Ugik, sosok Peter tidak pernah ada rasa benci ketika membicarakan sesuatu. Bahkan almarhum yang bertugas sebagai tenaga ahli Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) itu, kerap mengupas permasalahan dalam proporsi yang objektif.
“Seorang sejarawan jangan memiliki rasa benci. Sejarawan saya kira cuma satu ya prinsipnya, jangan sampai memiliki bekal rasa benci, seperti Peter ini,” kata Ugik.
Sementara itu dilokasi yang sama, sejarawan JJ Rizal mengibaratkan sosok Peter Kasenda sebagai tokoh dalam novel The Postman hasil karya David Brin.
Dimana dalam novel tersebut, bercerita tentang seorang yang menemukan tukang pos meninggal dunia, kemudian jaket tukang pos tersebut diambil dan dipakainya.
“Saya pikir novel David Brin itu gambaran yang paling tepat untuk Peter sebagai The Postman, orang yang memberi semangat dan mimpi-mimpi agar kita bisa pulih,” tandas JJ Rizal.[]