WARTABUANA – Berkembangnya isu terkait manfaat susu yang sudah diragukan terhadap kekuatan tulang, kembali merebak dijejaring sosial belakangan ini. Namun sejumlah penelitian yang dilakukan sangat kompleks dan belum diketahui secara pasti apa manfaatnya.
Ada yang berpendapat bahwa minum susu akan membantu mencegah osteoporosis, penyakit yang melemahkan tulang, terutama di usia lanjut. Ada pula yang beranggapan bahwa susu dan produk susu lainnya tidak memiliki kemampuan mengurangi risiko pelemahan tulang, dan sebaliknya dapat membahayakan kesehatan Anda.
Sebuah studi dari Swedia yang dilakukan pada tahun 2014 mengawali kembalinya perdebatan bahwa asupan susu tinggi dikaitkan tidak hanya dengan peningkatan risiko pelemahan tulang, tapi juga tingkat kematian yang tinggi.
Studi tersebut diikuti lebih dari 61.000 wanita dan lebih dari 45.000 pria berusia di atas 39 tahun. Studi tersebut menemukan bahwa konsumsi susu di kalangan orang dewasa tidak melindungi dari pelemahan tulang.
Sebaliknya, meningkatkan risiko pelemahan tulang pada wanita. Peningkatan risiko kematian juga dikaitkan dengan mereka yang minum lebih banyak susu.
Namun hal tersebut juga dibantah oleh Profesor Robin Daly, Ketua Studi di Pusat Aktivitas Fisik dan Gizi, Deakin University, Melbourne mengatakan ada masalah soal bagaimana studi tersebut dilaporkan.
“Studi ini menyoroti bahwa susu dikaitkan dengan kematian meningkat dan kejadian pelemahan tulang. Tapi pada saat yang sama, tersembunyi juga hasil yang menunjukkan bahwa yoghurt dan keju memberikan efek yang menguntungkan,” urai profesor.
Sebuah penelitian besar dari Harvard University, dengan melibatkan lebih dari 43.000 laki-laki menemukan bahwa minum susu tidak mengurangi risiko pelemahan pinggul atau lengan.
Ketika peneliti menggabungkan hasil dari penelitian ini dengan sejumlah penelitian lain, mereka masih tidak menemukan hubungan antara risiko pelemahan tulang atau fraktur dan asupan kalsium pada wanita dan laki-laki.[]