BERLIN, WB – Partai Alternative berpaham nasionalis Jerman, memberikan usulan yang bisa dibilang menyinggung umat muslim dunia. Pasalnya partai tersebut, mengusulkan agar peraturan ketat diberlakukan bagi para imigran asing, dan menekankan lagi bahwa Islam tidak sesuai dengan kehidupan demokrasi.
Kantor berita Associated Press mengabarkan Senin (18/7/2017), hal itu diungkapkan partai nasionalis yang dikenal dengan singkatan AfD.
Alexander Gauland, salah satu pendiri Partai AfD mengatakan bahwa Islam bukan menjadi bagian dari Jerman. Partai AfD nasionalis yang pertama kali ikut dalam pemilu Jerman, mendapat dukungan 10 persen suara di pemungutan suara Ahad lalu.
“Partai kami ingin melindungi Jerman dari upaya Islamisasi,” kata Gauland.
Lebih lanjut, partai AfD juga menuntut agar Pemerintahan melarang pembangunan kubah di atas bangunan masjid dan kumandang suara Azan di Jerman. Tak cuma itu, AfD juga menuntut agar Pemerintahan Kanselir Angela Merkel melarang penggunaan hijab oleh para guru dan murid sekolah. Para imam juga diminta agar dilarang memimpin sholat di Jerman.
Sementara itu, Alice Weidel, salah satu pemimpin AfD juga menyuarakan hal serupa di Berlin. Perempuan Jerman itu mengusulkan sejumlah larangan yang membuat Jerman lebih aman. Termasuk di antaranya, memberlakuan wajib militer bagi warga Jerman untuk menjaga keamanan perbatasan, menjebloskan warga asing yang pernah melakukan tindakan kriminal di negara lain, ke penjara. Alice Weidel juga mengusulkan agar proses mendapatkan kewarganegaraan Jerman juga dipersulit, sebaliknya mempermudah warga asing untuk dicopot kewarganegaraannya bila melakukan pelanggaran.
Meski begitu, banyak partai lain di Jerman yang enggan mendukung ide Partai Alternative itu. Selain penerapan aturan yang tidak jelas banyak pihak menduga, usulan itu tidak akan disetujui oleh parlemen Jerman. Bahkan banyak partai lain yang ogah melibatkan Partai AfD ke pemerintahan baru, untuk diajak berkoalisi.[]