WARTABUANA – Akses yang setara terhadap vaksin COVID-19, obat-obatan, serta peralatan medis harus senantiasa dijamin dalam respons global terhadap pandemi, demikian dituturkan para pembicara dalam sesi khusus Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai respons pandemi COVID-19.
Respons dunia terhadap krisis akibat pandemi harus lahir secara setara, kata Munir Akram, Ketua Dewan Ekonomi dan Sosial PBB, pada Kamis (3/12).
“Kita pertama-tama harus memastikan bahwa vaksin untuk virus ini tersedia bagi semua orang, di mana saja, kaya atau miskin, pria atau wanita secara setara” dengan tenaga medis, wanita dan anak-anak, serta kelompok rentan lainnya diprioritaskan, ujar Akram.
Akram menyebut pembelian vaksin COVID-19 di muka tidak boleh merusak komitmen kolektif terhadap prinsip kesetaraan dalam distribusi vaksin.
Gerakan Non-Blok (GNB) menekankan pentingnya akses yang terjangkau, bebas hambatan, dan setara bagi semua negara terhadap obat-obatan, vaksin, serta peralatan medis, yang harus menjadi bagian tak terpisahkan dari respons global yang terkoordinasi dan efektif terhadap COVID-19, kata Ilham Aliyev, Presiden Azerbaijan sekaligus Ketua GNB.
Aliyev berharap vaksin COVID-19 akan diperlakukan sebagai barang publik global untuk memastikan distribusi universal mereka dalam harga yang terjangkau bagi semua orang.
Dengan yang termiskin dan paling rentan menjadi pihak yang paling parah terdampak pandemi, GNB khawatir dampak lebih lanjut dari krisis ini akan membalikkan pencapaian pembangunan yang telah diraih dengan susah payah dan menghambat kemajuan dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, ungkap Aliyev.
Akibat pandemi, sebanyak 100 juta orang kembali terseret ke dalam jurang kemiskinan ekstrem dan 20 negara kini menghadapi kerawanan serta kelangkaan pangan akut, sementara 300 juta lapangan kerja hilang dan lima negara gagal membayar pinjaman, sebut Akram.
Dia menambahkan bahwa setiap pemerintah harus didorong untuk merespons kebutuhan rakyat, dan pemerintah serta lembaga internasional wajib memprioritaskan rakyat dalam menyebarkan sumber daya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bersama Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi (Coalition for Epidemic Preparedness Innovations/CEPI) dan organisasi aliansi vaksin internasional GAVI telah meluncurkan inisiatif global COVAX untuk memberikan negara-negara pesertanya akses yang setara terhadap vaksin COVID-19.
Sebagai mekanisme pengadaan global COVAX, Fasilitas COVAX diikuti oleh sekitar 100 negara dan perekonomian per 24 November lalu dengan bergabungnya China pada awal Oktober.
0Sesi khusus selama dua hari tersebut utamanya meliputi debat umum pada Kamis, dan dialog interaktif dengan para ahli dan badan-badan PBB serta sejumlah ilmuwan terkemuka pada Jumat (4/12). [xinhua]