JAKARTA, WB – Salah satu calon ketua umum Partai Golkar, Priyo Budi Santoso menyebut jika Golkar butuh pimpinan baru. Apalagi, menurutnya, partai berlambang “pohon beringin” ini tengah dalam ujian berat, terutama dalam pemilihan ketua umum.
“Banyak hal yang bikin saya prihatin, justru di saat partai ini sedang diuji untuk mempresentasikan sistem demokrasi hebat yang selama ini sudah kita jalankan. Yang penting, kita semua mengingingkan Munas ini berjaln lancar,” kata Priyo.
Apalagi, lanjut Priyo, meski menjadi partai yang memperoleh suara kedua pada Pileg 2014 kemarin, namun peraihan suara di DPR jauh lebih sedikit ketimbang pada Pileg sebelumnya.
“Golkar melorot, tapi kita harus bersyukur ketika Golkar dikritisi habis di reformasi. Di era Pak Akbar Tanjung, masih bisa mempertahankan 128 kursi, lalu melorot 108, dan sekarang tersisa 91 kursi di DPR,” jelasnya.
Karena kemelorotan suara Golkar inilah, mantan wakil ketua DPR periode 2009-2014 ini menginginkan agar Ical tidak kembali mencalonkan diri menjadi ketua umum Golkar.
“Kami khawatir Golkar akan semakin anjlok. Makanya saya menyarankan Bang Ical mungkin tidak maju sebagai Ketum lagi. Lebih baik beliau memayungi kami semua. Namun kalau beliau didorong beberapa DPD untuk maju lagi ya tentu kami harus hormati,” harapnya.
Meski bakal ada jegalan dari sejumlah pihak, namun Priyo optimis bakal terus maju untuk menjadi ketua umum Golkar. Apalagi menurutnya, Golkar harus memiliki ketua yang muda dengan segala pengalaman yang cukup tinggi dalam organisasi maupun dunia politik.
“Saya memutuskan untuk tetap maju. Saya hanya bertekad ini untuk melakukan pembenahan. Yang baik akan saya pertahankan, yang kurang akan saya tingkatkan. Usia saya baru 48 tahun dan masih terhitung muda. Saya yakin bisa mendapat dukungan cukup,” terangnya.[]