JAKARTA, WB – Pilkada Kota Depok, Jawa Barat yang akan digelar ada 9 Desember 2015, dinilai oleh Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia (Puskapol UI), rawan terjadinya politik uang.
“Sebanyak 41,3 persen hasil Survei Puskapol UI menyebutkan warga menyatakan ada tawaran uang ataupun barang untuk memilih pasangan calon,” tutur Direktur Eksekutif Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia (Puskapol UI) Sri Budi Eko Wardani, Jumat (27/11/2015).
Selain itu ada 88,2 persen responden menilai akan ada tawaran politik uang dari pihak tim kampanye pasangan calon untuk mengarahkan memilih calon kepala daerah tertentu.
“Angka ini menunjukkan adanya situasi kesenjangan antara antusiame dengan minimnya informasi pilkada, sehingga membuka kemungkinan terjadinya politik uang,” ujar Sri.
Survei dilakukan sejak 27 Oktober hingga 6 November 2015 dengan asumsi populasi sebanyak 1.221.981 pemilih dan margin error dari penelitian sebanyak 3,99 persen.
Survei dan temuannya menyimpulkan bahwa proses pilkada masih jauh dari kondisi optimal. Sosialisasi dan informasi masih dinilai minim dan berkebalikan dengan antusiasme warga yang dinilai tinggi.
Pilkada Kota Depok Jawa Barat diikuti oleh dua pasangan calon, yaitu Dimas Oky Nugroho dan Babai Suhaimi yang diusung oleh PDI Perjuangan, PKB, PAN dan Nasdem. Pasangan calon ini mendapat nomor urut 1.
Sedangkan pasangan calon nomor urut 2 yaitu Idris Abdul Shomad dan Pradi Supriatna diusung oleh PKS, Gerindra serta Partai Demokrat.[]