WARTABUANA – Rumah Makan Soto Betawi H. Ma`ruf berdiri sejak tahun 1940 lalu di kawasan Cikini, Jakarta Pusat. Rumah kuliner ini tidak hanya menyajikan soto, tapi juga sate kambing. Tapi yang istimewa dan menjadi favorit pengunjungnya adalah sajian khas soto Betawinya.
Keistimewaannya di warung H. Ma`ruf ini adalah paru gorengnya yang tetap garing sekalipun sudah direndam di dalam kuah soto. Untuk seporsi soto di warung ini dibanderol Rp 26 ribu, setimpal dengan kualitas rasanya.
Kini Soto H. Ma`ruf berada di dalam kawasan Taman Ismail Marzuki, berjajar rumah makan dengan berbagai menu andalan. Soto H. Ma`ruf ada di sebuah bangunan tua, dengan dinding bercat putih. Di atas pintunya terpampang tulisan Rumah Makan Betawi Soto H. Ma`ruf.
Dari tampilannya kuah soto ini tak terlihat terlalu kental. Potongan daging memenuhi dasar mangkuk. Seruput kuahnya, maka terasa sekali rempah menendang lidah. Bicara soto betawi, orang tak lagi perlu membayangkan rasanya karena jenis makanan ini jentrek-jentrek di hampir semua sudut kawasan Jabodetabek.
“Yang pasti, soto kami tidak menggunakan bumbu masak. Pokoknya tidak ada vetsin. Kami menggunakan bumbu tradisional,” begitu Muchlis anak H. Ma`ruf yang menruskan usaha bapaknya.
Rasa gurih dan nikmat Soto Betawi H. Ma`ruf membuatnya punya penggemar dari berbagai kalangan. Mulai dari pejabat, tokoh politik, mantan Presiden Gus Dur, hingga keluarga Cendana pernah mencicipinya.
“Dulu bapak dagang pake pikulan di depan gedung PLN Gambir. Enggak lama, trus menetap di Stasiun Gondangdia, tapi masih pake pikulan. Di sana sampai sekitar tahun 1963, terus pindah ke Cikini Raya,” cerita Muchlis.
Sejak tahun 1983 usaha kuliner ini pindah ke Kompleks Taman Ismail Marzuki (TIM) dan menempati lahan yang cukup luas dengan nama Rumah Makan Betawi Soto H Ma`ruf. Rumah makan ini buka setiap hari sejak pukul 08.00 hingga pukul 20.30 WIB. []