WARTABUANA – Sejak 16 September lalu TNI AU menggelar operasi di wilayah Natuna. Selama operasi berlangsung, pesawat Sukhoi milik TNI AU menemukan banyak pesawat asing yang terbang tanpa izin.
“Kita mulai operasi tanggal 16 September kemarin, hampir setiap hari kita temukan pesawat asing melintas tanpa izin,” ungkap Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional Marsekal Muda TNI Hadiyan Sumintaatmadja, Kamis (24/9/2015).
Pesawat milik tentara Amerika Serikat diintersepsi jet tempur TNI AU saat melintas di sebelah barat Natuna saat sedang melintas dari timur ke barat pada Rabu (23/9/2015) kemarin. Tak hanya itu, pesawat milik Malaysia pun juga ada yang diusir karena terbang tanpa izin di wilayah yang sama.
Pesawat-pesawat asing itu masuk wilayah Indonesia karena mereka memotong jalur. Padahal telah disediakan jalur di atas perairan Alki (Alur Laut Kepulauan Indonesia). Jalur ini rentan akan bajak laut sehingga pengamanan dari udara pun kerap dilakukan. Letaknya berada di daerah barat termasuk di daerah Selat Malaka yang juga melalui Kepulauan Riau dan sekitarnya.
“Kalau di atas Alki 1 tanpa izin nggak apa-apa karena memang sudah kita beri jalur khusus itu. Tapi mereka terbang di luar jalur. Mereka kan pesawat tanpa schedulle, bukan pesawat berjadwal jadi harus izin kalau nggak lewat jalur itu. Di Alki ada hak-hak lintas, makanya kita fasilitasi,” tutur Hadiyan.
Pesawat-pesawat asing yang diusir karena tidak melalui jalur tersebut. Kemudian pesawat Sukhoi yang sedang dideploy di Batam pun terbang dan meminta mereka untuk pergi dari wilayah udara Indonesia karena tidak mampu menunjukkan flight clearance (FC) ataupun Security Clearance (SC).
“Nah mereka nggak lewat jalur situ. Makanya kita halau, pesawat yang lagi di Batam naik ke atas. Kita bayang-bayangi sampai mereka pergi. Kita usir, cuma nggak sampe force down,” Hadiyan menjelaskan.
Saat diusir, kata Hadiyan, ada yang langsung pergi namun ada juga yang memprotes. Namun prajurit TNI AU tak gentar dan tetap melakukan upaya pengusiran karena memang pesawat-pesawat tersebut melanggar peraturan. Pasalnya ini sudah menyangkut kedaulatan NKRI.
“Ada yang kabur, ada yang protes. Mereka ngerasa nggak keluar jalur yang sudah disepakati. Tapi radar kita lihatnya mereka terbang di luar jalur Alki,” ucap Hadiyan.
Jalur-jalur khusus ini bukan hanya berada di wilayah Alki. Seperti untuk negara Malaysia, Indonesia juga sudah memfasilitasi memberikan jalur khusus sehingga mereka tidak perlu izin lagi kepada Indonesia saat melintas. Mengingat mereka memang membutuhkannya karena negara mereka terbagi-terbagi dan berbatasan dengan Indonesia.
Setelah mendapat peringatan biasanya pesawat-pesawat asing tersebut lalu kembali ke jalurnya. Namun yang menjadi kendala menurut Hadiyan adalah, tidak setiap hari TNI AU dapat melakukan pengamanan intensif mengingat pesawat tempur TNI AU yang terbatas.
“Tapi ya hanya berupa pemberian peringatan. Kejadian itu sering tapi pesawat kita terbatas. Pesawat tempur nggak setiap hari kita deploy di Batam. Untuk ke lokasi misalnya di Pulau Matak perlu waktu 20 menit. Pesawat kita kan yang standby adanya di Pekanbaru, Makassar, dan Madiun,” tutupnya. []