JAKARTA, WB – Tidak mudah mengumpulkan para musisi senior Tanah Air, terlebih dengan kesibukan masing-masing personal. Ditambah lagi banyak juga musisi yang sudah tidak lagi eksis di panggung entertaiment.
Hal itulah yang coba dilakukan oleh Kepala Biro Perencanaan Kemenhan Brigjen Akhmad Tamim, ia menyatukan kembali para musisi legenda Tanah Air dalam satu wadah, ATM Managemen.
Keprihatinan Tamim timbul saat musisi-musisi senior yang sudah tidak mendapatkan perhatian ketika tidak lagi aktif di panggung hiburan.
“Saya dari dulu memang terobsesi mengumpulkan mereka dalam satu wadah. Kadang prihatin melihat sebagian musisi tua yang kadang hidupnya menderita. Dulu waktu masanya jaya tapi sekarang redup tidak ada yang memperhatikan,” tutur Akhmad Tamim saat dijumpai di TVRI Senayan, Jakarta, kemarin.
“Makanya saya buat wadah ATM Managemen, dan membuat event Gebyar Nusantara 2017 `Aku Indonesia` ini. Dan mereka semua luar biasa tidak menuntut bayaran,” tambahnya lebih lanjut.
Acara yang sudah sekian lama direncanakan dan akhirnya terwujud ini nyatanya bisa mendatangkan berbagai genre musik dari berbagai kalangan musisi di Indonesia, seperti Koes Plus, Mus Mujiono, Johan Untung, Ratna listy, Endang S Taurina, Ratih Purwasih, Dewi Yull, Dina Mariana, Yopie Latul, Nini Carlina, Paramitha Rusady, Ully Sigar Rusady, Yayuk Suseno dan masih banyak lagi.
“Akhirnya terlaksana juga puncak acara pada malam ini. mudah-mudahan kami dapat memberikan yang terbaik untuk Indonesia. kita sudah mendatangkan senior-senior dari berbagai macam segmen, aliran, dan itu pengen kita tunjukkan walaupun kita berbeda kita berada dalam satu wadah `Aku Indonesia`,” papar Tamim Bersemangat.
Tamim berharap dengan terlaksananya acara ini, para musisi senior Tanah Air bisa menjadi inspirasi anak muda jaman sekarang. “Mudah-mudahan mereka-mereka ini bisa menjadi inspirasi buat generasi muda kita, bukan malah mencintai artis-artis luar yang justru kita tidak kenal,” ujarnya.
“Saya bangga artis-artis begitu guyub, begitu rukun, begitu menyatu dalam suasana kekeluargan yang begitu luar biasa. Padahal kita beda suku, ini menandakan kita inilah Indonesia, saling menghormati,” pungkas musisi Mus Mujiono menambahkan. []