Kong Dangna bersiap menuruni bukit setelah mencari rumput pakan ternak di Desa Kongdang di Dulongjiang, Wilayah Otonom Etnis Dulong dan Nu Gongshan, Provinsi Yunnan, China barat daya, pada 31 Oktober 2020. (Xinhua/Hu Chao)
WARTABUAN – Kong Dangna, nenek 78 tahun dari kelompok etnis Dulong di Desa Kongdang, Wilayah Otonom Etnis Dulong dan Nu Gongshan, Provinsi Yunnan, China barat daya, pernah mengalami kekurangan makanan dan pakaian selama bertahun-tahun. Dia bertahan hidup dari budidaya dengan sistem tebas-bakar. Pada masa itu, dia mengira hidup terbaik adalah ketika mampu makan mi soba setiap kali makan.
Berkat bantuan pemerintah setempat, keluarga Kong pindah dari daerah pegunungan ke lokasi relokasi di dekat komite desa tersebut. Rumah yang baru dibangun di area relokasi itu adalah rumah terbaik yang pernah ditinggali oleh seluruh keluarga Kong. Dia bersama keluarganya juga mulai menanam tanaman obat dan bisnis lainnya.
Kong Dangna menenun karpet di Desa Kongdang di Dulongjiang, Wilayah Otonom Etnis Dulong dan Nu Gongshan, Provinsi Yunnan, China barat daya, pada 31 Oktober 2020. (Xinhua/Hu Chao)Kong Dangna (pertama dari kanan) beristirahat bersama keluarganya di Desa Kongdang di Dulongjiang, Wilayah Otonom Etnis Dulong dan Nu Gongshan, Provinsi Yunnan, China barat daya, pada 31 Oktober 2020. (Xinhua/Hu Chao)Foto dari udara yang diabadikan pada 31 Oktober 2020 ini menunjukkan Desa Kongdang di Dulongjiang, Wilayah Otonom Etnis Dulong dan Nu Gongshan, Provinsi Yunnan, China barat daya. (Xinhua/Hu Chao)Kong Dangna mencuci sayuran di Desa Kongdang di Dulongjiang, Wilayah Otonom Etnis Dulong dan Nu Gongshan, Provinsi Yunnan, China barat daya, pada 31 Oktober 2020. (Xinhua/Hu Chao)Foto dari udara yang diabadikan pada 28 Oktober 2020 ini menunjukkan Desa Kongdang di Dulongjiang, Wilayah Otonom Etnis Dulong dan Nu Gongshan, Provinsi Yunnan, China barat daya. (Xinhua/Hu Chao)
Perubahan besar lainnya terjadi pada 2014 ketika sebuah terowongan yang menghubungkan Desa Kongdang dan dunia luar dibangun. Salju lebat biasanya menutupi daerah pegunungan selama lebih dari enam bulan setiap tahun. “Saya belum pernah ke wilayah ini sebelumnya,” kata Kong, tetapi kini dia pergi ke wilayah itu untuk pemeriksaan fisik setiap tahun.
“Hidup jauh lebih baik sekarang, dan desa telah banyak berubah,” tutur Kong Dangna. [xinhua]
WARTABUANA – Karena musim dingin, korban meninggal akibat Covid-19 meningkat hampir dua per tiga di negara-negara bagian Amerika. Tercatat sudah 400.000 meninggal di tengah...
WARTABUANA - Siapa yang tidak kenal dengan pasangan muda yang fenomenal saat ini, Lesty Kejora dan Rizky Billar. Memiliki kisah serupa karena masing-masing harus...
WARTABUANA - Pemerintah diminta menetapkan Organisasi Papua Merdeka (OPM) sebagai organisasi Teroris. Pasalnya, karena tindakannya OPM selama ini nyata-nyata merupakan bentuk teror terhadap warga...
JAKARTA, WB - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang Kerukunan Antarumat Beragama, Slamet Effendi Yusuf meminta putra pertama Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka menghapus...
WARTABUANA – Ketua Umum Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Pusat Dr. Emi Nurjasmi, M.Kes mengatakan, peran bidan sangat penting untuk menekan angka kematian ibu yang...
WARTABUANA - Minum kopi jadi kegemaran sebgaian masyarakat dunia. Namun tidak banyak yang tahu jika ampas kopi memiliki banyak manfaat, apa saja itu?
Setelah minum...
WARTABUANA – MeMiles kembali menggelar Grand Bussines Oportunity Presentation untuk yang kesekian kalinya. Puluhan handphone, puluhan sepeda motor dan empat unit mobil diserahkan sebagai...