WARTABUANA – Setelah sukses dengan Comic 8 yang berhasil menyedot sekitar 1 juta penonton, sutradara Anggy Umbara kini merilis film terbarunya berjudul 3 (tiga) berupa film actions futuristis yange menggabungkan nilai-nilai religi, politik, dan tradisi bela diri pencak silat.
Agus Kuncoro, salah satu aktor utamanya menuturkan, dirinya sempat kesulitan saat berakting di film ini. Namun dia justru merasa tertantang. “Sebenarnya yang paling susah adalah memuaskan Anggy. Sesuai seperti apa yang dia mau,” ungkapnya, saat ditemui dalam gala premier Film `3 (Tiga)` di XXI Epiwalk, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (28/9/2015).
Agus mengaku untuk memuaskan Anggy, dirinya ditantang untuk berakting secara total termasuk saat beradegan laga. “Scene fighting, hampir semua sulit. Karena kita segini kurang dan kita kasih lebih, tapi lebih juga dia (Anggy) tetap mau yang pas, nah itu yang susah,” katanya.
Hal senada juga diungkapkan dua aktor utama laian, Abimana Aryasatya dan Cornelio Sunny. Mereka mengungkapkan tentang adegan-adegan berbahaya yang mereka lakoni dalam film ini.
Ada yang nekat melakoni semua adegan berbahaya sendirian. Ada pula yang sudah memilah-milah mana saja adegan yang bisa dilakukan sendiri dan mana adegan yang harus digantikan stuntman.
Di sisi lain, Anggy Umbara sang sutadara mengaku penggarapan film ini sebagai perwujudan rasa cintanya kepada Indonesia. “Saya pengen film Indonesia ini dengan kandungan isi yang Indonesia banget, tapi dengan eksekusi yang modern, yang internasional dan stylish, yang nggak ketinggalan dengan film internasional,” paparnya.
Anggy memang dikenal kerap menyelipkan nilai-nilai religi dan filosofi dalam film-film karyanya. Bisa dilihat dalam film Mama Cake, Coboy Junior The Movie, bahkan Comic 8. Dalam film 3 ini, unsur itu tampaknya akan lebih kental, khususnya dari nama-nama karakter utamanya Alif, Lam, dan Mim. Nama-nama tersebut terinspirasi dari ucapan yang terdapat dalam kitab suci Al-Qur`an.
Anggi menyatakan, film ini hanyalah film fiksi yang menceritakan tiga orang sahabat; Alim, Lam dan Mim yang bertikai dan melihat satu permasalahan dari tiga kacamata yang berbeda.
“Saya mencoba untuk melogikakannya. Agama jadi momok buruk dari segi global. Nah jadi seperti ada judgement di sosial, di mana orang shalat ngumpet-ngumpet. Lebih ke arah sana,” terangnya. []