WARTABUANA – Suhu menjelang perhelatan akbar Munas Persatuan Artis Musisi Melayu-Dangdut Indonesia (PAMMI) pada 24-26 Maret, di Jakarta, terasa mulai memanas.
Tokoh dangdut senior Jaja Miharja berpendapat jika PMMI juga harus melkukan pembenahan dan melahirkan energi segar.
Menurutnya PAMMI juga harus memberi ruang dan kesempatan untuk mereka yang muda dan cerdas, juga punya kualitas, bukan selalu menjadi ajang kepentingan personal dan kelompok dengan tujuan integritas belaka.
“Kedepannya industri musik dangdut sudah memasuki ranah digital, sebuah era dimana anak muda kini menguasai teknologi. Kalau memang industri dangdut mau bersaing, maka berilah mereka yang muda kesempatan” ujar Jaja Miharja saat ditemui wartawan usai peluncuruan triller film Generasi Kocak era 90 an vs Komika di salah satu restoran di kawasan Menteng Jakarta, Selasa (23/1) siang.
Karena alasan inilah, pelantun tembang Cinta Sabun Mandi mengusung Ike Nurjanah untuk menjadi kandidat Ketua Umum.
“Saya pikir Ike Nurjanah sudah layak menggantikan Rhoma Irama yang sudah tiga kali berturut turut jadi Ketum PAMMI,” katanya.
Aktor yang sukses main film Get Merried ini, memaparkan bahwa Ike selain punya nama besar, secara intelektual mumpuni dan bersih tanpa cacat di Industri dangdut.
“Ike sebagai ketua harian PAMMI telah membuktikan prestasinya dengan berhasil bekerjasama dengan Rhoma di sebagai ketua umum,” ungkap Jaja.
Jaja pun berharap kedepannya PAMMI bisa lebih mampu mensejahterakan anggotanya.
“Pokoknya lebih baik dari pengurus sekarang,” tandas Jaja.
Terkait penampialnnya dalam film terbaru Generasi Kocak 90 an vs Komika, Jaja mengaku tidak mendapat tantangan berarti.
“Kita main berdasarkan skrip, jadi nggak ada ‘batas’ antara pelawak tua dan muda. Semuanya berpegang pada skrip,” pungkas mantan pembawa acara Kuis Dangdut ini. [byl]