ISLAMABAD – Sedikitnya 20 orang tewas dan lebih dari 300 lainnya luka-luka setelah gempa bermagnitudo 5,9 mengguncang Provinsi Balochistan, Pakistan barat daya, pada Kamis (7/10) pagi waktu setempat, kata Menteri Dalam Negeri Balochistan Mir Ziaullah Langove.
Sang menteri mengatakan kepada awak media bahwa status keadaan darurat telah diumumkan di seluruh distrik di provinsi tersebut yang terdampak oleh gempa guna membantu upaya penyelamatan dan layanan kesehatan.
Dia menambahkan bahwa sejumlah helikopter sedang dikirim ke area-area terdampak untuk membawa para korban dengan cedera serius ke sejumlah kota lainnya, termasuk ibu kota provinsi, Quetta.
Menurut Pusat Pemantauan Seismik Nasional Pakistan, gempa bermagnitudo 5,9 itu terjadi pada pukul 03.01 waktu setempat dengan kedalaman 15 km dan pusat gempa berlokasi di dekat Distrik Harnai.
Guncangan juga terasa di berbagai area, termasuk Quetta, Mastung, Muslim Bagh, Qila Saifullah, Sibi, dan Pishin.
Direktur Jenderal Otoritas Penanggulangan Bencana Tingkat Provinsi di Balochistan, Naseer Nasar, mengatakan sejumlah korban dilaporkan di Distrik Harnai di provinsi tersebut, lokasi runtuhnya sejumlah rumah pascaguncangan gempa.
Tim penyelamat bergegas mendatangi area-area terdampak dan memulai upaya penyelamatan, ujar Nasar, seraya menambahkan upaya penyelamatan menghadapi kendala akibat medan pegunungan di distrik tersebut dan terputusnya pasokan listrik.
Berdasarkan laporan media setempat, tanah longsor di sejumlah area yang diguncang gempa memblokir beberapa jalan, sehingga berdampak terhadap upaya penyelamatan.
Nasar mengatakan alat-alat berat untuk melakukan upaya penyelamatan sudah dikirim ke area-area terdampak, tetapi butuh waktu hingga alat-alat itu tiba di lokasi.
Nasar mengatakan laporan awal dari lapangan menyebutkan sedikitnya tiga desa menjadi wilayah yang terdampak paling parah di Distrik Harnai, dengan sekitar 70 rumah runtuh.
Wakil Komisaris untuk Kota Harnai Sohail Anwar Hashmi menuturkan jenazah dan para korban luka sedang dibawa ke beberapa rumah sakit terdekat, seraya menambahkan bahwa mayoritas korban tewas dan korban luka adalah wanita dan anak-anak.
Pejabat itu mengatakan kepada awak media bahwa angka kematian mungkin akan bertambah karena sedikitnya 15 korban luka berada dalam kondisi kritis, sementara beberapa orang terkubur di bawah reruntuhan rumah yang hancur.
Diproduksi oleh Xinhua Global Service. [XHTV]