WARTABUANA – Menurut Zhong Nanshan, Pakar penyakit pernapasan terkemuka China, kolaborasi, persatuan adalah kolaborasi global yang paling penting, koordinasi global. Jadi itulah hal terpenting untuk melawan musuh bersama. Kita perlu lebih banyak bertukar pengalaman satu sama lain guna meningkatkan produksi vaksin.
Itulah harapan terbesar kita dalam menangani masalah kesehatan masyarakat, sama halnya dengan menangani masalah iklim, sama seperti menangani pencemaran udara. Yaitu, kita memiliki tujuan yang sama untuk menghadapinya. Jadi, kerja sama dan kebersamaan sangatlah penting terkait bagaimana cara mengatasi permasalahan ini.
Menurutnya, cara terbaik adalah di bawah koordinasi WHO. Kita harus bergabung dengan rencana COVAX WHO, dan kemudian menyediakan alokasi vaksin yang lebih baik dan lebih banyak, khususnya untuk negara-negara yang tidak mampu membeli vaksin.”
Anthony Fauci, pakar penyakit menular terkemuka Amerika Serikat menyatakan dirinya menggarisbawahi semua yang dikatakan oleh Profesor Zhong, tetapi juga ada satu hal lain yang akan membutuhkan komitmen selama beberapa tahun, bahkan puluhan tahun. Dan hal itu adalah membuat dan berupaya menciptakan akses terhadap perawatan kesehatan yang berkualitas bagi semua orang di dunia.
Jadi, kesehatan pada hakikatnya adalah hak asasi manusia dalam banyak hal dan kita harus berusaha mewujudkannya dan itu akan membutuhkan peningkatan ekonomi yang signifikan di negara-negara tertentu, pada dasarnya akan membutuhkan komitmen sebagai komunitas global untuk memastikan bahwa perawatan kesehatan yang mudah diakses tersedia di mana pun Anda berada dan meningkatkan infrastruktur perawatan kesehatan, bahkan di negara-negara yang saat ini tidak memiliki banyak infrastruktur perawatan kesehatan.
Jadi harapan terbesar kita adalah seiring berjalannya bulan dan tahun serta dekade ke depan, kita terus berjalan ke arah yang benar mewujudkan perawatan kesehatan yang semakin mudah dan dapat diakses. Untuk seluruh umat manusia di dunia. Itulah harapan kita.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Guangzhou, China. (XHTV)