BEIJING, Dana Moneter Internasional (IMF) pada Selasa (19/4) memangkas prediksi pertumbuhan global untuk 2022 menjadi 3,6 persen di tengah konflik Rusia-Ukraina, 0,8 poin persentase lebih rendah daripada proyeksi yang dirilis Januari.
Menurut laporan World Economic Outlook-nya yang baru dirilis, krisis Ukraina terjadi ketika perekonomian global sedang “berada di jalur perbaikan” tetapi masih belum sepenuhnya pulih dari pandemi COVID-19.
Laporan itu menunjukkan bahwa penurunan dua digit yang parah pada Produk Domestik Bruto (PDB) Ukraina dan kontraksi besar di Rusia “sangat mungkin terjadi,” bersamaan dengan efek limpahan di pasar komoditas, perdagangan, dan saluran keuangan di seluruh dunia.
Pada Selasa yang sama, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan fase kedua dari operasi militer khusus Rusia di Ukraina telah dimulai.
Menurut Lavrov, operasi militer di Ukraina timur tersebut bertujuan untuk “sepenuhnya memerdekakan” penduduk Donetsk dan Lugansk.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Selasa menyerahkan rancangan undang-undang (RUU) kepada parlemen untuk memperpanjang darurat militer lebih lanjut di negara tersebut, ungkap divisi pers parlemen Ukraina dalam sebuah pernyataan.
Menurut laporan yang dirilis outletmedia The Kyiv Independent, jika parlemen meloloskan RUU tersebut, darurat militer akan diperpanjang selama dua bulan sampai 24 Juni mendatang.
Diproduksi oleh Xinhua Global Service