VIENTIANE – Persiapan skala penuh untuk pembukaan Jalur Kereta China-Laos sedang berlangsung, seiring kedua negara menghitung mundur hingga 3 Desember, tanggal peresmian yang direncanakan.ZHANG
JIANHUA, Koresponden Xinhua:
“Jalur Kereta China-Laos adalah proyek dockingantara Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra yang diusulkan China dan strategi Laos untuk bertransformasi dari negara yang terkurung daratan menjadi sebuah pusat yang terhubung dengan daratan.
Jalur kereta penumpang dan kargo bertenaga listrik tersebut dibangun dengan penerapan penuh standar manajemen dan teknis China. Pembangunan proyek tersebut dimulai pada Desember 2016.
FAN YI, Wakil Direktur Departemen Teknologi Departemen Manajemen Proyek Jalur Kereta China-Laos, China Railway Construction Engineering Group:
“Seluruh stasiun di sepanjang Jalur Kereta China-Laos dirancang dan didekorasi dengan karakteristik lokal yang kuat. Dengan pengalaman yang melimpah dalam pembangunan stasiun di China, Laos-China Railway Co., Ltd. (LCRC) menggabungkan struktur pintu tradisional China, elemen seni potong kertas China untuk dekorasi jendela, dan bunga nasional Laos Dok Champa dalam desain dan pembangunan tiang pintu stasiun, balok pintu, dan fasad, yang mencerminkan budaya estetika dari kedua negara.”
ZHANG JIANHUA, Koresponden Xinhua:
“Operasi uji coba sistem informasi layanan penumpang untuk Jalur Kereta China-Laos bagian Laos telah selesai pada 20 November, dengan seluruh 10 stasiun baru di Laos siap dioperasikan.
Sistem layanan penumpang terutama mencakup sistem pertiketan, platform manajemen stasiun terintegrasi, sistem penyiaran penumpang, sistem tampilan terintegrasi, sistem pengawasan video dan lainnya.
Sejauh ini, 10 stasiun di Jalur Kereta China-Laos di Laos telah menyelesaikan debut perdananya pada 10 November.”
Setelah Jalur Kereta China-Laos tersebut beroperasi, waktu tempuh dari Vientiane ke perbatasan China-Laos akan dipersingkat dari dua hari menjadi tiga jam, dan hanya dibutuhkan satu malam untuk melakukan perjalanan dari Vientiane ke Kunming, ibu kota Provinsi Yunnan, China barat daya. Hal itu menandai sebuah lompatan perkembangan dalam konektivitas kedua negara.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Vientiane. (XHTV)