JUDUL: Mediator AS optimistis tentang solusi untuk pembicaraan seputar perbatasan maritim Lebanon-Israel
DATELINE: 2 Agustus 2022
DURASI: 00:04:06
LOKASI: Beirut
KATEGORI: EKONOMI
SHOTLIST:
1. Berbagai cuplikan Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Lebanon Nabih Berri saat tiba di Istana Baabda
2. Berbagai cuplikan Presiden Lebanon Michel Aoun, Mikati, dan Berri saat bertemu di Istana Baabda
3. Berbagai cuplikan saat para pejabat Lebanon bertemu dengan Utusan Bidang Energi AS Amos Hochstein di Istana Baabda
4. SOUNDBITE (Bahasa Inggris): AMOS HOCHSTEIN, Utusan bidang energi AS
STORYLINE:
Mediator Amerika Serikat (AS) untuk pembicaraan perbatasan maritim antara Lebanon dan Israel mengatakan dirinya optimistis bahwa solusi untuk isu tersebut akan segera ditemukan, menurut pernyataan kepresidenan Lebanon.
SOUNDBITE (Bahasa Inggris): AMOS HOCHSTEIN, Utusan bidang energi AS
“Saya tetap optimistis bahwa kami dapat membuat kemajuan berkelanjutan seperti yang telah kami lakukan selama beberapa pekan terakhir dan saya berharap dapat kembali ke kawasan ini untuk membuat pengaturan tahap akhir.”
Pernyataan tersebut disampaikan oleh utusan bidang energi AS, Amos Hochstein, usai bertemu dengan Presiden Lebanon Michel Aoun, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Lebanon Nabih Berri, dan Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati.
Wakil Ketua DPR Lebanon Elias Bou Saab mengatakan kesenjangan dan perbedaan telah berkurang dalam negosiasi dan hasilnya dapat keluar dalam beberapa pekan.
Lebanon sedang coba mencari solusi dari masalah demarkasi perbatasan dengan Israel setelah sengketa perbatasan maritim Lebanon-Israel mengalami eskalasi usai pada 5 Juni lalu Israel mengirim sebuah kapal yang dioperasikan oleh Energean yang berbasis di London ke ladang gas Karish, yang diklaim Israel berada dalam zona ekonominya namun menurut Lebanon berada di perairan sengketa.
Lebanon berniat memulai eksplorasi minyak dan gas agar dapat keluar dari krisis keuangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan telah menyeret lebih dari 70 persen populasinya ke dalam jurang kemiskinan.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Beirut.
(XHTV)