ZAGREB – Setiap musim dingin, sepekan sebelum Hari Valentine, Museum Putus Hubungan (Museum of Broken Relationship) di Zagreb ramai didatangi pengunjung.
Didedikasikan untuk hubungan cinta yang gagal, museum ini menjadi museum paling populer di ibu kota Kroasia tersebut.
Museum ini menampilkan koleksi benda-benda pribadi yang menjadi bagian dari hubungan cinta yang kandas dan memaparkan kisah di balik benda-benda tersebut.
Pendiri museum ini adalah dua warga Kroasia, yakni Drazen Grubisic dan Olinka Vistica. Mereka pernah menjalin hubungan cinta dan ketika putus, mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan pada benda-benda pribadi yang tersisa.
Mereka menyadari bahwa menghancurkan kenangan sentimental mereka akan menjadi hal yang buruk. Karenanya pada 2006, mereka mendirikan sebuah museum untuk menyimpan dan membagikan berbagai kisah patah hati banyak orang.
DRAZEN GRUBISIC, Pendiri Museum Putus Hubungan:
“Bagi saya, museum ini sebenarnya adalah museum tentang cinta. Jadi, memamerkannya ketika hubungan telah usai, itu hanyalah sudut pandang dari cara Anda menunjukkannya. Tetapi dalam kehidupan nyata, ya, museum ini tentang cinta. Karena jika kita bersikap sangat realistis, setiap cinta pada akhirnya akan berakhir.”
Museum ini menampilkan koleksi berbagai benda disertai paparan kisah pribadi dan anonim dari kontributornya. Siapa pun dapat mengirimkan benda dan setiap tahun museum ini mengubah tata letaknya.
Museum ini menjadi satu-satunya museum pribadi di Kroasia, serta yang paling sering dikunjungi di Zagreb. Museum ini tidak saja populer di antara para turis, tetapi juga di kalangan pasangan lokal.
DRAZEN GRUBISIC, Pendiri Museum Putus Hubungan:
“Bagian paling lucunya adalah pasangan kekasih yang masuk ke museum ini karena biasanya yang benar-benar ingin berkunjung adalah si perempuan, sedangkan si laki-laki bertingkah seperti ‘Oke, aku di sini karena kamu yang ingin,’ atau semacamnya. Ketika Anda mengamati mereka masuk, mereka bertingkah seperti itu. Tetapi setiap kali Anda melihat mereka keluar dari sini, mereka menjadi semakin erat, bergandengan tangan, atau berpelukan. Mereka seperti ‘Oke, kami mendapatkan pelajaran, kami tidak ingin hal itu terjadi pada kami,’ dan hubungan mereka pun semakin erat setiap saat.”
Museum ini kerap melakukan tur. Dalam 15 tahun, tur pameran telah digelar di lebih dari 50 kota di dunia, seperti Paris, London, Los Angeles, Tokyo, dan Shanghai. Tempat-tempat tersebut telah menjadi sumber pertumbuhan, keberagaman, maupun orisinalitas koleksi museum ini.
VLAD BLGOSLOVSKI, Pengunjung:
“Benar-benar tempat yang bagus dengan benda-benda yang manis di museum serta kisah yang terkadang menyedihkan, tetapi sangat indah.”
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Zagreb. (XHTV)