BEIRUT – Sejak 8 Desember, ratusan orang berbondong-bondong ke Form De Beyrouth di Beirut untuk mengunjungi sebuah pameran yang digelar menyambut musim liburan Natal.
Bertajuk “Le Marche Aux Puces” atau “Pasar Loak”, pameran yang berlangsung selama lima hari tersebut memberikan wadah bagi orang-orang untuk memamerkan dan menjual berbagai barang termasuk di antaranya furnitur, peralatan rumah tangga, lukisan, baju, dan aksesori.
Lebanon ditimpa krisis keuangan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kelangkaan dolar AS menyebabkan devaluasi mata uang lokal dan lonjakan harga barang.
Kondisi ini membuat beberapa warga Lebanon harus membeli produk bekas.
Danielle Kiridjian, penyelenggara pameran tersebut, mengatakan bahwa acara ini membantu para pengunjung menemukan produk dengan harga yang terjangkau.
DANIELLE KIRIDJIAN, Penyelenggara pameran:
“Pentingnya pameran ini adalah untuk menunjukkan bahwa setahun atau satu setengah tahun setelah ledakan pelabuhan Beirut, kami masih di sini dan kami bertahan. Tidak peduli seberapa besar harganya, kami akan mengembalikan warna kota Beirut. Ini adalah ‘Le Marche Aux Puces’, tempat orang-orang membawa produk dari rumah mereka untuk dijual. Tidak perlu bisnis besar di sini. Ini adalah bisnis kecil dan produk dari rumah. Kami menggunakannya untuk mengembalikan kebahagiaan selama hari raya ini untuk menunjukkan bahwa tidak peduli seberapa tinggi harga melonjak dan seberapa rumit kehidupan ini, dengan rasa cinta untuk kota kami, kami bisa mengembalikan warna Kota Beirut.”
Karine Tohme, seorang pembelanja, mengatakan dirinya lebih memilih untuk membeli hadiah Natal di pameran tersebut.
KARINE TOHME, Pembelanja:
“Pertama-tama, yang kita butuhkan selama Natal, misalnya hadiah. Bagi saya, saya memilih untuk membeli hadiah di sini, seperti barang-barang lokal yang mencerminkan Lebanon. Barang-barang seperti itu lebih menarik bagi saya.”
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Beirut. (XHTV)