WARTABUANA – Para pelari internasional kemungkinan tidak akan ambil bagian dalam estafet obor Olimpiade yang akan dimulai pada 25 Maret mendatang, demikian dikatakan pihak penyelenggara Tokyo 2020 di Tokyo pada Kamis (25/2).
Chief Operating Officer (COO) Tokyo 2020 Yukihiko Nunomura mengatakan dalam konferensi pers bahwa wisatawan asing dan pelancong jangka pendek lainnya dilarang memasuki Jepang karena pembatasan perjalanan terkait COVID-19.
Nunomura menambahkan, sekitar 300 pelari internasional sebelumnya diperkirakan mengikuti estafet obor sebelum penundaan Olimpiade pada tahun lalu.
“Mereka sudah diberitahu mengenai detailnya, jadi saat ini sulit bagi mereka,” ujarnya. “Meski begitu, estafet obor tetap akan digelar, dan melanjutkan rencana (melibatkan pelari asing) akan sulit dilakukan mengingat situasi saat ini.”
Pihak penyelenggara mengatakan bahwa kebijakan imigrasi pemerintah harus “diperhatikan” sehubungan dengan pembawa obor yang datang ke Jepang dari luar negeri.
Para penonton dari luar negeri juga diragukan dapat menyaksikan langsung Olimpiade yang akan dimulai pada 23 Juli mendatang.
Direktur Eksekutif Olimpiade IOC Christophe Dubi mengatakan kepada wartawan pada Rabu (24/2) bahwa “akhir April mungkin menjadi waktu yang tepat” untuk memutuskan apakah para penonton dari luar negeri diizinkan untuk menonton langsung Olimpiade di Tokyo.
Estafet obor Olimpiade Tokyo akan dimulai pada 25 Maret dari Pusat Pelatihan Nasional J-Village di Fukushima, yang terdampak parah oleh gempa bumi dan tsunami pada 11 Maret 2011 silam.
Api Olimpiade, yang dinyalakan di Olympia Yunani pada Maret tahun lalu, akan melakukan perjalanan selama 121 hari melalui 859 kota di seluruh 47 prefektur di Jepang sebelum tiba pada upacara pembukaan di Stadion Olimpiade di Tokyo. Sekitar 10.000 pembawa obor akan ambil bagian dalam acara tersebut.
Sesuai dengan aturan, semua peserta harus memakai masker dan dilarang melakukan percakapan dengan suara lantang. Para penonton di pinggir jalan akan diimbau untuk bertepuk tangan alih-alih bersorak atau berteriak.
Para pembawa obor dapat membuka maskernya dengan syarat mereka menjaga jarak tertentu antara satu sama lain. Namun, mereka tidak boleh saling berhadapan guna menghindari kontak dekat.
“Segmen estafet individu akan ditangguhkan jika ada risiko (menimbulkan) kerumunan berlebih,” kata pedoman itu.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Tokyo. (XHTV)