WARTABUANA – Sejumlah ilmuwan dari Provinsi Zhejiang, China timur, berhasil mengembangkan robot lunak bionik dalam upaya untuk menjadikan eksplorasi laut dalam lebih mudah dan lebih ramah lingkungan.
Penelitian tersebut, yang dilakukan bersama oleh tim dari Universitas Zhejiang dan institut penelitian China, Zhejiang Lab, diterbitkan dalam jurnal Nature pada Kamis (4/3).
Robot yang menyerupai ikan itu dapat menahan kuatnya tekanan di laut dalam dengan komponen elektronik yang terdesentralisasi dalam tubuhnya yang seperti gel. Menurut para peneliti, desain tersebut terinspirasi dari siput laut yang tinggal di laut dalam.
“Jika dibandingkan dengan perlengkapan laut dalam pada umumnya yang dilengkapi ‘baju besi’, robot lunak ini memiliki bobot yang ringan dan struktur yang sederhana, yang dapat secara signifikan mengurangi kesulitan dan biaya eksplorasi laut dalam,” kata Li Tiefeng dari tim Universitas Zhejiang.
Karena digerakkan oleh “otot buatan” alih-alih mesin atau motor listrik, robot itu tidak mengeluarkan suara dan tidak membahayakan makhluk laut saat mengepakkan siripnya untuk berenang, katanya.
Tim peneliti mengoperasikan robot itu dalam uji lapangan di Palung Mariana di kedalaman 10.900 meter pada 2019, dan robot itu menyelesaikan aktivitas berenang bebas di kedalaman 3.224 meter tahun lalu di Laut China Selatan.
Para peneliti berencana untuk mengaplikasikan teknologi utama dari robot lunak bionik itu ke kapal selam laut dalam dan mengembangkan perlengkapan laut dalam berukuran kecil dengan berbagai fungsi seperti komunikasi dan pendeteksian.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Hangzhou, China. (XHTV)