BEIJING, Pada Pameran Perdagangan Jasa Internasional China (China International Fair for Trade in Services/CIFTIS) 2022 yang baru saja ditutup, sejumlah pakar menyatakan bahwa teknologi digital telah menjadi mesin pertumbuhan baru bagi negara-negara dan kawasan yang tercakup dalam Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra (Belt and Road Initiative/BRI).
Sebuah laporan bertajuk “Perdagangan Digital: Perkembangan dan Kerja Sama” (Digital Trade: Development and Cooperation) dirilis di CIFTIS. Laporan itu menunjukkan bahwa nilai perdagangan lintas perbatasan global di sektor sektor digital menembus angka 3,8 triliun dolar AS (1 dolar AS = Rp14.885) pada 2021, mencakup 63,6 persen dari total perdagangan jasa.
Perdagangan digital China sedang berkembang pesat, dengan total impor dan ekspor jasa digital negara itu tumbuh 22,3 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada 2021 mencapai 359,69 miliar dolar AS.
Zhang Xiangchen, Deputi Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), mengatakan digitalisasi mendorong lingkaran baru inovasi dalam sektor jasa, yang menghadirkan peluang besar bagi pertumbuhan ekonomi.
Menurut Wang Xiaohong, deputi kepala departemen informasi Pusat Pertukaran Ekonomi Internasional China (China Center for International Economic Exchanges/CCIEE), Jalur Sutra digital memainkan peran utama dalam kerja sama BRI berkualitas tinggi.
Pada ajang CIFTIS 2022, beberapa perusahaan dari negara-negara BRI juga menyuarakan harapan mereka untuk menjalin kerja sama perdagangan digital lebih lanjut dengan China.
Diproduksi oleh Xinhua Global Service