JUDUL: PM Malaysia umumkan langkah untuk atasi kenaikan harga pangan
DATELINE: 23 Juni 2022
DURASI: 00:01:56
LOKASI: Kuala Lumpur
KATEGORI: EKONOMI
SHOTLIST:
1. Berbagai cuplikan suasana pusat perbelanjaan di Malaysia
2. Berbagai cuplikan pemandangan jalan di Malaysia
STORYLINE:
Perdana Menteri (PM) Malaysia Ismail Sabri Yaakob pada Rabu (22/6) meluncurkan sejumlah langkah yang bertujuan untuk meringankan kenaikan biaya hidup, seiring negara itu berusaha mengatasi kenaikan harga bahan pangan.
Langkah-langkah tersebut di antaranya adalah menaikkan besaran bantuan uang tunai untuk rumah tangga berpenghasilan rendah, mengingat beberapa subsidi dan harga pagu, termasuk untuk minyak goreng kemasan botol, akan dihapuskan, kata sang perdana menteri dalam pidatonya yang disiarkan televisi.
PM Ismail Sabri Yaakob juga mengatakan bahwa pemerintah akan terus mensubsidi minyak goreng yang dijual dalam kantong polimer, dengan anggaran sebesar 4 miliar ringgit (1 ringgit = Rp 3.373) akan dialokasikan untuk tujuan tersebut tahun ini, naik dari 500 juta ringgit pada 2020 dan 2,2 miliar ringgit pada 2021.
Dia menambahkan bahwa 8,6 juta orang akan ditargetkan menerima bantuan uang tunai untuk mengatasi kenaikan biaya hidup, dengan total anggaran mencapai 1,74 miliar ringgit yang akan dibayarkan mulai 27 Juni mendatang.
Kementerian Perdagangan Dalam Negeri dan Urusan Konsumen Malaysia pada Selasa (21/6) mengumumkan penghentian subsidi minyak goreng kemasan botol 2 kg, 3 kg, dan 5 kg mulai 1 Juli, serta penghapusan harga pagu daging ayam dan telur ayam untuk memastikan kecukupan pasokan pangan di pasar dan menstabilkan harga dalam jangka yang lebih panjang yang dapat mengarah pada kekhawatiran atas ketahanan pangan.
Inflasi Malaysia, yang diukur menurut indeks harga konsumen (consumer price index/CPI), meningkat 2,3 persen pada April 2022 dari setahun sebelumnya, dipicu oleh kenaikan harga, sebut Departemen Statistik Malaysia pada bulan lalu.
Inflasi pangan pada April 2022 naik sebesar 4,1 persen secara tahunan (year on year/yoy) dengan 89,1 persen item makanan pada kelompok makanan dan minuman nonalkohol mencatat kenaikan.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Kuala Lumpur.
(XHTV)