DUBLIN – STANDUP (Bahasa Inggris): ZHANG QI, Koresponden Xinhua: “Maskapai penerbangan berbiaya murah terbesar di Eropa Ryanair pada Senin (16/5) mengatakan bahwa mereka menderita kerugian sebesar 355 juta euro (1 euro = Rp15.461) pada tahun fiskal 2022 (fiscal year2022/FY2022), yang membentang dari 1 April 2021 hingga 31 Maret 2022.
Jumlah tersebut merupakan peningkatan signifikan dari kerugian tipis di atas satu miliar euro yang dilaporkan Ryanair pada tahun fiskal 2021 (fiscal year2021/FY2021), kata pihak maskapai dalam sebuah pernyataan.”
Ryanair menangani total 97,1 juta penumpang di FY2022 (dari 1 April 2021 hingga 31 Maret 2022), atau naik dari 27,5 juta penumpang pada FY2021.
Tingkat rata-rata okupasi penerbangan yang dioperasikan oleh Ryanair pada FY2022 adalah 82 persen, meningkat 11 poin persentase dibandingkan dengan tahun fiskal sebelumnya.
Total pendapatan untuk FY2022 mencapai 4,8 miliar euro, naik 193 persen secara tahunan (year on year/yoy), kata pihak Ryanair. Biaya operasinya juga meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi lebih dari 5 miliar euro, sebagian besar disebabkan oleh kenaikan harga minyak.
Perusahaan itu berharap dapat meningkatkan kapasitas transportasinya menjadi 165 juta penumpang pada FY2023, atau kembali ke tingkat prapandemi.
Pada FY2020, Ryanair menangani 149 juta penumpang, jumlah tertinggi dalam sejarah perusahaan tersebut.
Namun, perusahaan itu mengatakan bahwa pihaknya saat ini tidak dapat memberikan perkiraan yang akurat perihal keuntungan di masa depan mengingat dampak yang tidak pasti dari varian COVID-19 Omicron dan konflik Rusia-Ukraina.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Dublin. (XHTV)