MANILA – Sebuah badai tropis memicu banjir dan tanah longsor di Filipina selama akhir pekan lalu, menyebabkan sedikitnya 24 orang tewas dan beberapa lainnya hilang, seperti disampaikan oleh pihak berwenang setempat pada Senin (11/4).
Dewan Manajemen dan Penanggulangan Risiko Bencana Nasional (National Disaster Risk Reduction and Management Council/NDRRMC) melaporkan bahwa tiga orang tewas dan sedikitnya satu lainnya hilang di Filipina selatan. NDRRMC sedang memverifikasi jumlah kematian yang dilaporkan di Filipina tengah.
Unit tanggap darurat Baybay City di Provinsi Leyte, Filipina tengah, menyampaikan bahwa tim penyelamat telah menemukan sedikitnya 21 jenazah dari 10 desa yang terkubur akibat tanah longsor masif.
Seorang juru bicara tim penyelamat yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan kepada Xinhua bahwa operasi pencarian korban masih berlangsung, seraya menambahkan bahwa lebih banyak orang diyakini masih terkubur di bawah lumpur. Para penyintas tanah longsor sedang menjalani pemulihan di sebuah rumah sakit kota.
Sebuah badan bencana pemerintah menuturkan bahwa badai tropis Megi, yang menerjang Provinsi Leyte pada Minggu (10/4), juga memengaruhi lebih dari 136.000 orang di Filipina tengah dan selatan.
Banyak daerah dilanda banjir bahkan sebelum badai itu menerjang. Lebih dari 13.000 pengungsi berlindung di sejumlah pusat evakuasi, sementara beberapa lainnya tinggal bersama kerabat mereka, papar NDRRMC.
Pada Senin, biro cuaca negara tersebut menurunkan status Megi menjadi depresi tropis. Administrasi Layanan Atmosfer, Geofisika, dan Astronomi Filipina menguraikan bahwa Megi diprediksi “akan berputar-putar secara perlahan di sekitar bagian timur laut Provinsi Leyte dan bagian selatan provinsi Samar dan Samar Timur.”
Megi merupakan badai tropis pertama yang menerjang negara Asia Tenggara tersebut pada tahun ini. Filipina biasanya dihantam sekitar 20 topan dan badai setiap tahun. Kepulauan Filipina terletak di sabuk topan Pasifik, menjadikannya salah satu negara yang paling rentan terdampak bencana alam di dunia.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Manila. (XHTV)