JUDUL: Sejumlah pakar sebut kunjungan Pelosi ke Taiwan bertujuan untuk bendung China
DATELINE: 9 Agustus 2022
DURASI: 00:02:39
LOKASI: Beijing
KATEGORI: POLITIK
SHOTLIST:
1. SOUNDBITE 1 (Bahasa Prancis): JACQUES CHEMINADE, Ketua Partai Solidaritas dan Kemajuan, Prancis
2. SOUNDBITE 2 (Bahasa Prancis): ERNESTO WONG MAESTRE, Analis internasional, Venezuela
3. SOUNDBITE 3 (Bahasa Inggris): ANDREY GUBIN, Lektor Kepala Hubungan Internasional, Universitas Federal Timur Jauh Rusia
4. SOUNDBITE 4 (Bahasa Inggris): SUDHEENDRA KULKARNI, Mantan chairman Observer Research Foundation, India
STORYLINE:
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi baru-baru ini mengunjungi daerah Taiwan di China, meski mendapat penentangan keras dari China.
Sejumlah pakar di berbagai negara mengatakan kunjungan tersebut menunjukkan bahwa para politisi anti-China di AS menggunakan Taiwan untuk membendung China secara strategis, namun upaya itu pasti akan gagal.
SOUNDBITE 1 (Bahasa Prancis): JACQUES CHEMINADE, Ketua Partai Solidaritas dan Kemajuan, Prancis
“Jelas bahwa kunjungannya (Pelosi) mengirimkan sebuah sinyal politik. Dia mengetahui dengan sangat jelas bahwa kunjungannya merupakan provokasi tertentu terhadap kedaulatan dan integritas wilayah China.”
SOUNDBITE 2 (Bahasa Prancis): ERNESTO WONG MAESTRE, Analis internasional, Venezuela
“Nancy Pelosi telah menunjukkan bahwa dirinya memiliki orientasi yang sama dengan George Bush atau Donald Trump, dan juga Biden, dengan maksud meningkatkan ketegangan untuk membendung China dalam kemajuan kolektifnya di dunia.”
SOUNDBITE 3 (Bahasa Inggris): ANDREY GUBIN, Lektor Kepala Hubungan Internasional, Universitas Federal Timur Jauh Rusia
“Pelosi memilih waktu yang ‘sempurna’ untuk mengunjungi Taiwan, melanjutkan praktik AS untuk membendung China, mendorong apa yang disebut sebagai ‘kemerdekaan Taiwan’ dan semakin meningkatkan ketegangan, sehingga membuka jalan untuk menjual lebih banyak senjata AS ke Taiwan, bahkan senjata-senjata ofensif. Meskipun AS belum menjelaskan bahwa mereka akan menggunakan kekuatan untuk campur tangan dalam konflik politik di Selat Taiwan, mereka (AS) telah menggunakan Taiwan untuk membendung China secara militer, politik, dan diplomatik dengan menjual senjata.”
SOUNDBITE 4 (Bahasa Inggris): SUDHEENDRA KULKARNI, Mantan chairman Observer Research Foundation, India
“Tujuan sebenarnya adalah untuk membendung China. Amerika Serikat sangat khawatir dengan kebangkitan China, negara yang mendapat dukungan besar di komunitas internasional. Itu sebabnya, mereka (AS) berusaha menjadikan Taiwan sebagai proxy. Mereka tidak memiliki kepedulian nyata untuk Taiwan atau warga Taiwan. Jelas, orang-orang atau lebih tepatnya para politisi di Amerika Serikat berpikiran pendek. Tampaknya, mereka tidak dapat hidup damai dengan seluruh dunia. Mereka harus memiliki masalah sepanjang waktu di berbagai tempat di seluruh dunia, baik itu Afghanistan, Irak atau sebelumnya, Vietnam, dan sekarang Taiwan. Namun di mana pun itu, Amerika Serikat harus kembali menelan kekalahan, dengan reputasinya yang rusak, dan hal yang sama akan terjadi di Taiwan. Tidak ada yang bisa menghentikan reunifikasi Taiwan dengan China.”
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Beijing.
(XHTV)