JUDUL: Studi sebut paparan polusi udara yang berkepanjangan dikaitkan dengan COVID-19 parah
DATELINE: 26 Mei 2023
DURASI: 00:01:53
LOKASI: BARCELONA, Spanyol
KATEGORI: KESEHATAN
SHOTLIST:
1. Berbagai cuplikan kendaraan dan pejalan kaki di Barcelona
2. Berbagai cuplikan Hospital Clinic di Barcelona
3. Berbagai cuplikan orang-orang yang mengenakan masker selama pandemi
4. SOUNDBITE 1 (Bahasa Spanyol): OTAVIO RANZANI, Peneliti ISGlobal sekaligus penulis utama studi
5. Berbagai cuplikan kendaraan dan pejalan kaki di Barcelona
6. SOUNDBITE 2 (Bahasa Spanyol): OTAVIO RANZANI, Peneliti ISGlobal sekaligus penulis utama studi
7. Berbagai cuplikan kendaraan dan pejalan kaki di Barcelona, Spanyol
8. Berbagai cuplikan Hospital Clinic di Barcelona
STORYLINE:
Tim peneliti di Spanyol menemukan bahwa paparan polusi udara ambien yang berkepanjangan dikaitkan dengan COVID-19 parah.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Global Health Institute of Barcelona (ISGlobal) menyimpulkan bahwa paparan yang lebih besar terhadap materi partikulat halus (PM2,5), nitrogen dioksida, dan karbon hitam berhubungan dengan risiko yang lebih tinggi pada penderita COVID-19 untuk dilarikan ke rumah sakit, dirawat di Unit Perawatan Intensif (ICU), atau bahkan meninggal.
Studi itu didasarkan pada sampel 4,6 juta orang dewasa di wilayah Catalonia, Spanyol timur laut, pada 2020, saat jumlah kasus COVID meroket.
SOUNDBITE 1 (Bahasa Spanyol): OTAVIO RANZANI, Peneliti ISGlobal sekaligus penulis utama studi
“Polusi udara dikaitkan dengan sejumlah penyakit pernapasan dan memperburuk penyakit itu, tetapi penyakit tersebut bersifat tidak menular. Hal yang baru dalam studi ini adalah polusi udara mungkin berhubungan dengan penyakit pernapasan menular seperti COVID.”
SOUNDBITE 2 (Bahasa Spanyol): OTAVIO RANZANI, Peneliti ISGlobal sekaligus penulis utama studi
“Studi itu menunjukkan bahwa polusi udara dikaitkan dengan sejumlah faktor yang menyebabkan penyakit serius dan kematian di masyarakat, yang berarti kita harus bekerja keras untuk menurunkan polusi dan penyebabnya.”
Data yang digunakan dalam studi itu menunjukkan bahwa 340.608 orang didiagnosis menderita COVID pada 2020 di Catalonia, 14 persen di antaranya (47.174) dilarikan ke rumah sakit dengan 1,4 persen (4.699) dirawat di ICU. Secara keseluruhan, terdapat 10.001 kematian (3 persen) yang dikaitkan dengan virus tersebut.
Studi itu telah dipublikasikan di jurnal Nature Communications.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Barcelona, Spanyol.
(XHTV)
