WARTABUANA – Dua minggu sebelum meninggal dunia, fisikawan kesohor Stephen Hawking sempat meramal apa yang akan terjadi di alam semesta ini. Penemu teori Black Hole ini wafat di usia 76 tahun.
Dua minggu sebelum kematiannya pada Rabu (14/3/2018), ilmuwan yang pernah membahas mengenai misteri ruang waktu ini sempat mengajukan hasil penelitian yang menakjubkan. Makalah yang diberi judul “A Smooth Exit from Eternal Inflation” itu berisi ramalannya mengenai akhir dunia.
Dalam makalah tersebut, ia memprediksi bahwa dunia akan benar-benar berakhir ketika bintang-bintang sudah kehabisan energinya. Ia menyatakan bahwa pada saat itu, alam semesta akan menjadi gelap gulita.
Akan tetapi, Stephen juga mengungkapkan hal yang tak kalah mengejutkan. Ia menyatakan bahwa para ilmuwan bisa mencari alternatif alam semesta yang lain. Hal itu bisa dilakukan dengan cara penyelidikan lewat pesawat antariksa.
Dengan cara tersebut, Stephen berharap manusia bisa membentuk pemahaman yang lebih baik tentang alam semesta mereka sendiri. Tentang apa saja yang ada di luar sana dan letak kita sesungguhnya di jagat raya.
Karya fenomenal terakhir fisikawan dunia tersebut diterbitkan bersama rekan penulisnya, Profesor Thomas Hertog, dari KU Leuven University di Belgia.
Profesor Thomas menyebutkan bahwa makalah ini merupakan jawaban dari isu yang sudah menggaggunya selama 35 tahun. Oleh karena itu, ia merasa sangat sedih lantaran Stephen harus meninggal dunia saat ia bisa saja mendapatkan hadiah nobel dari hasil pemikiran menakjubkannya ini. []