WARTABUANA – Menteri Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia (KPPPA RI) Yohana Yambise mengaku, pemerintah belum maksimal pemerhatikan lanjut usia (lansia) yang berjumlah 53 persen dari penduduk Indonesia.
Hal tiu dia sampaikan dalam kegiatan pencanangan Gerakan Sayangi Lansia (GSL), di Gedung Teater, TMII, Jakarta Timur, Sabtu (8/12/2018). Yohana mengatakan, kini sudah saatnya pemerintah melalui kementeriannya memberi perhatikan lebih pada para lansia.
Dirinya mengaku, pemerintah belum maksimal pemerhatikan lansia, yang berjumlah 53 persen dari keseluruhan penduduk Indonesia. “Kami merasa sudah saatnya para lansia menjadi perhatian dan kami mulai melihat isu lansia ini. Mereka mengumpul beban ganda yang besar, artinya dalam rumah, dalam keluarga, mereka merasa masih belum diperhatikan secara optimal oleh anak-anak mereka, walaupun mereka sudah lanjut usia,” ujarnya.
Menurut menteroi asal Papua ini, sudah saatnya lansia menikmati hidup, bahagia, melakukan hal-hal yang menyenangkan. “Bukan malah sampai ada yang menggugat orang tuanya sendiri, akibat masalah piutang. Tidak boleh itu seperti itu. Kita harus meningkatkan rasa menghargai lansia,” jelasnya.
Jika keluarga teredukasi, pemahaman dalam menangani orang tua juga akan lebih bersabar. Ketika orang tua sakit, mengidap alzheimer, dan sebagainya.
Dirinya juga berharap, dengan gerakan sayangi lansia, akan membantu banyak lansia yang masih bisa produktif di masanya, bukan hanya dirasa menjadi beban keluarga dan negara. Dengan pikiran bahagia, akan membantu mereka untuk lebih sehat, dibandingkan lansia yang tertekan mengerjakan banyak hal dan membuat kondisinya semakin melemah.
“Jika keluarga teredukasi, pemahaman dalam menangani orang tua juga akan lebih bersabar. Ketika orang tua sakit, mengidap alzheimer, dan sebagainya, orang tua juga bisa menjadi lebih produktif sesuai porsinya masing-masing, misal merajut, atau melakukan hal positif lainnya, bersosialisasi, dan sebagainya,” paparnya.
Sementara, itu Deputi Perlindungan Hak Perempuan KPPA Vennetia R. Danes, mengatakan, kegiatan dilaksanakan dalam rangkaian 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (HAKtP) tahun 2018.
“Ini adalah respon dari berbagai kasus kekerasan yang dialami lansia. Lansia yang mengalami kekerasan umumnya mereka tidak mau melapor, tidak tahu harus melapor kemana dan kepada siapa,” papar Vennetia.
Kegiatan mencanangkan Gerakan Sayangi Lansia (GSL) dihadiri 1000 perempuan lansia se Jabodetabek, Garut, Bandung, dan Banten.[]