Foto yang diabadikan pada 29 Mei 2022 ini menunjukkan vaksin COVID-19 yang disumbangkan China di Bandar Udara Internasional Yangon di Yangon, Myanmar. (Xinhua/U Aung)
BEIJING, 20 Juni (Xinhua) — China telah memainkan peran konstruktif dalam negosiasi Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) guna memfasilitasi keputusan besar tentang pengabaian hak kekayaan intelektual untuk vaksin COVID-19, kata seorang pejabat Kementerian Perdagangan China pada Senin (20/6).
Karena keadaan luar biasa dari pandemi COVID-19, para anggota negara berkembang akan diberi otorisasi untuk memproduksi vaksin COVID-19 tanpa persetujuan dari pemegang hak paten selama lima tahun, menurut keputusan yang dibuat pada Konferensi Tingkat Menteri WTO ke-12 (MC12) pada 12-17 Juni lalu di Jenewa, Swiss.
Pada tahap penting negosiasi MC12, China, sebagai produsen utama dan pemasok vaksin COVID-19, mengumumkan bahwa mereka akan mengizinkan fleksibilitas pengabaian Trade-Related Aspects of Intellectual Property Rights (TRIPS) untuk vaksin COVID-19, kata pejabat itu.
Para anggota negara berkembang menikmati fleksibilitas yang lebih besar dalam implementasi otorisasi tersebut, kewajiban pemberitahuan, dan pemberian remunerasi yang sesuai kepada pemegang hak paten.
Langkah ini menunjukkan rasa tanggung jawab China sebagai negara besar, kata sang pejabat, menambahkan bahwa hal tersebut telah meletakkan dasar untuk hasil akhir MC12.
China pada Mei 2020 mengumumkan bahwa mereka akan menjadikan vaksin COVID-19 sebagai barang publik global untuk memastikan aksesibilitas dan keterjangkauan vaksin di negara-negara berkembang. Sejauh ini, China telah menyediakan lebih dari 2,2 miliar dosis vaksin COVID-19 ke lebih dari 120 negara dan organisasi internasional, menurut pejabat tersebut.
Pencapaian penting yang dibuat di MC12 ini akan memainkan peran krusial dalam menjembatani kesenjangan vaksin global serta meningkatkan aksesibilitas dan keterjangkauan vaksin di negara-negara berkembang, papar pejabat itu. [Xinhua]