LANZHOU – Memandangi bintang-bintang sambil berbaring di tenda penginapan atau duduk di bawah naungan di ruang terbuka yang luas sambil menyeruput kopi tentu terdengar seperti pengalaman seru. Wisatawan China kini tengah menggandrungi pengalaman semacam itu, seiring konsep glamping, atau singkatan dari glamorous camping, muncul sebagai tren liburan baru.
Selama liburan Pekan Emas Hari Nasional tahun ini, Zhao Yue dari Beijing bergabung bersama teman-temannya untuk berlibur di sebuah area perkemahan di objek wisata Prefektur Otonom Etnis Tibet Gannan di Provinsi Gansu, China barat laut.
Terletak di ketinggian rata-rata 3.000 meter, padang rumput dataran tinggi yang luas di sana menawarkan tempat rekreasi sempurna dalam pelukan alam. Di lokasi itu terdapat deretan tenda kemah serta tenda rangka baja dengan dekorasi bergaya Tibet dan fasilitas modern, menawarkan perpaduan antara tradisi dan kemewahan bagi kaum urban seperti Zhao.
“Hotel ini adalah tempat di mana alam yang menakjubkan bertemu dengan kemewahan modern, dan menghabiskan malam di sini, dikelilingi oleh pegunungan, rasanya seperti tinggal di alam liar,” ujar Zhao.
Meski untuk menyewa satu kamar dia perlu mengeluarkan minimal 1.000 yuan (1 yuan = Rp2.219), Zhao mengaku sangat menghargai kesempatan bersantai di alam terbuka itu.
Hotel-hotel tenda semacam itu, yang dibangun di hutan, lembah, padang rumput, atau di sepanjang tepi sungai, menjadi semakin populer di kalangan wisatawan China. Tak sedikit pula wisatawan yang memilih untuk mendirikan tenda sendiri di bumi-bumi perkemahan dengan menyewa peralatan berkemah.
Tren liburan baru yang menarik ini menawarkan pengalaman berkemah dengan fasilitas dasar dan, dalam beberapa kasus, layanan ala resor.
Berbeda dari konsep berkemah tradisional, glamping merupakan usaha pelarian melalui petualangan berkemah di alam terbuka.
Chen Xin yang telah bekerja di sektor pariwisata selama bertahun-tahun mengatakan bahwa tren baru rekreasi ini membantu meringankan tekanan kaum urban dengan memberikan rasa tenang ketika seseorang berada di tengah alam terbuka dan menikmati hidup.
Dia menambahkan, banyak wisatawan yang datang ke destinasi glamping tidak melakukan kegiatan apa pun selain bersantai.
“Di Beijing semuanya tentang efisiensi, sementara waktu tampaknya melambat ketika saya menghabiskan liburan di hotel tenda ini,” kata Zhao, seraya menambahkan bahwa pengalaman itu merupakan pelarian dari hiruk pikuk kota.
Di Xiaohongshu, sebuah platform untuk berbagi gaya hidup dan fesyen China yang mirip dengan Instagram, jumlah unggahan yang menampilkan pengalaman berkemah telah mencapai 540.000, menunjukkan antusiasme masyarakat akan gaya hidup dan estetika yang indah.
Para ahli percaya bahwa glamping telah mendapatkan popularitas, terutama selama epidemi. Menurut laporan yang dirilis oleh situs web perjalanan Mafengwo.com, sementara pembatasan pariwisata keluar masih diberlakukan, sejumlah besar wisatawan usia muda dengan kapasitas konsumsi dan permintaan untuk liburan berkualitas yang kuat memilih menjelajahi objek-objek wisata domestik dengan cara yang istimewa seperti glamping.
Semakin banyak turis kini beralih ke kegiatan luar ruangan di tempat-tempat yang berpenduduk jarang, yang juga mendukung langkah-langkah pengendalian epidemi, kata Chen.
Infrastruktur yang nyaman termasuk jalan raya dan fasilitas modern hotel tenda menyediakan lahan subur untuk konsep liburan glamping.
Tahun ini, Chen mengatakan telah berinvestasi dalam sebuah proyek bumi perkemahan outdoor di sebuah desa di wilayah Xiahe, Gannan.
Selain menikmati pengalaman yang imersif, pengunjung juga bisa lebih memahami tentang betapa pentingnya perlindungan ekologi, imbuh Zhao. [Xinhua]