KUNMING, Nantawat Samakom, seorang pedagang makanan asal Thailand yang berbasis di sebuah mal di pusat kota Kunming, ibu kota Provinsi Yunnan, China barat daya, memiliki ekspektasi baru saat Jalur Kereta China-Laos mulai beroperasi pada Jumat (3/12) lalu.
“Terdampak pandemi COVID-19, sering kali dibutuhkan waktu lebih dari sebulan untuk mengangkut barang dari Thailand ke China dan biaya pengirimannya juga terlalu mahal,” ujar Nantawat Samakom.
“Saya menantikan untuk mengangkut barang-barang saya ke China via Jalur Kereta China-Laos, yang bisa jauh lebih cepat dan murah,” imbuhnya.
Jalur kereta penumpang dan kargo bertenaga listrik itu memiliki panjang 1.035 kilometer (km), termasuk 422 km di Laos, yang membentang dari Kota Kunming, ibu kota Provinsi Yunnan, hingga Vientiane, ibu kota Laos.
“Pembukaan Jalur Kereta China-Laos ini akan mendorong perkembangan ekonomi dan sosial China dan Laos, serta mempercepat pembangunan Koridor Ekonomi China-Laos dan komunitas dengan masa depan bersama antara kedua pihak,” tutur Ma Yong, Kepala Institut Studi Asia Tenggara di Akademi Ilmu Pengetahuan Sosial Yunnan (Yunnan Academy of Social Sciences/YASS).
“Jalur kereta itu juga akan mempromosikan integrasi regional di Asia Tenggara dan Kawasan Mekong, serta mendorong kemakmuran dan pembangunan regional,” imbuh Ma.
Pasar buah Jinma-Zhengchang di Kunming merupakan salah satu pasar grosir buah-buahan impor terbesar dari Asia Tenggara di China. Sejumlah buah tropis yang diimpor dari Thailand, Vietnam, dan negara-negara Asia Tenggara lainnya, seperti durian, manggis, dan lengkeng, sangat populer di kalangan konsumen China dan akan dikirim ke seluruh wilayah di China dari pasar buah tersebut setiap hari.
“Buah memiliki umur simpan yang pendek. Dan, semua orang menginginkan logistik yang lebih cepat untuk memastikan kualitas buah,” kata Tan Min, seorang pedagang buah di pasar itu.
“Pengirimannya akan lebih cepat melalui jalur kereta, sehingga kami punya ekspektasi yang tinggi dengan operasional Jalur Kereta China-Laos ini,” tambah Tan.
“Pengoperasian Jalur Kereta China-Laos juga menginspirasi orang-orang di negara-negara tetangga untuk mengharapkan banyak hal dari terciptanya interkoneksi dan interkomunikasi. Pengoperasian itu menjadi langkah yang krusial bagi jaringan kereta trans-Asia, yang telah berkembang selama lebih dari setengah abad,” papar Yu Haiqiu, Kepala Institut Studi Thailand di YASS.
“Kini, saya dapat pulang ke rumah dengan kereta yang melintasi Jalur Kereta China-Laos untuk bertemu teman-teman dan keluarga,” ujar Latsamee Khounsouvanh, seorang mahasiswa doktoral asal Vientiane di Yunnan Normal University. [Xinhua]