WASHINGTON – Perusahaan bioteknologi Amerika Moderna pada Senin (25/10) mengatakan sebuah studi terhadap anak-anak berusia 6 sampai 11 tahun menemukan bahwa dua dosis vaksin COVID-19 buatannya yang diberikan dengan jeda 28 hari mampu menghasilkan respons antibodi yang kuat.
Studi Tahap 2/3 yang disebut studi KidCOVE itu memberikan dua dosis 50 mcg vaksin COVID-19 Moderna mRNA-1273, separuh dari dosis yang disetujui untuk orang dewasa, kepada para partisipan.
Total 4.753 partisipan yang berusia 6 hingga kurang dari 12 tahun diikutsertakan dalam studi tersebut, yang bertujuan untuk mengevaluasi keamanan, tingkat toleransi, reaktogenisitas, serta efektivitas vaksin Moderna pada anak-anak, menurut pihak perusahaan.
Analisis interim menunjukkan adanya “respons antibodi penetral yang kuat” setelah dua dosis vaksin COVID-19 Moderna diberikan dengan jeda 28 hari, menurut perusahaan itu.
Efek samping yang paling umum adalah kelelahan, sakit kepala, demam, dan rasa sakit pada lokasi injeksi. Perusahaan tersebut mengatakan analisis itu menunjukkan “profil keamanan yang baik.”
Moderna berencana untuk mengajukan data tersebut ke badan pengawas obat dan makanan Amerika Serikat, Food and Drug Administration (FDA), Badan Obat-obatan Eropa (European Medicines Agency/EMA), dan sejumlah regulator global lainnya dalam waktu dekat. [Xinhua]