KABUL – Pasar pertukaran uang utama di Kabul, ibu kota Afghanistan, dibuka kembali pada Sabtu (4/9), meski krisis perbankan masih terjadi di negara Asia itu, ungkap sumber setempat.
“Pasar pertukaran swasta Sarai Shahzada dibuka kembali pada Sabtu setelah DA Afghanistan Bank, atau bank sentral, pada Kamis (2/9) mengumumkan bahwa pasar tersebut akan segera mulai beroperasi,” ujar Najibullah, seorang agen penukaran uang, kepada Xinhua.
Nilai tukar mata uang asing masih berfluktuasi karena nilai tukar tidak stabil dan kerap berubah pada siang hari, katanya.
“Satu dolar AS (1 dolar AS = Rp14.239) diperdagangkan senilai antara 87 hingga 89 afghani, mata uang Afghanistan, setelah pembukaan kembali pasar itu pada Sabtu pagi waktu setempat. Sebelum pengambilalihan Taliban 10 hari lalu, satu dolar AS setara dengan 79 afghani,” tutur Najibullah.
Pusat bisnis terdekat, Mandawi di Kabul, juga telah dibuka. Kendati demikian, bisnis dan pekerjaan sehari-hari tidak berjalan baik mengingat wilayah bagian tengah Kabul belum kembali normal dengan masih adanya kerumunan. Namun, ada beberapa pelanggan di pusat bisnis itu, lanjutnya.
“Sekarang, ada krisis perbankan besar di negara ini. Ada antrean panjang orang-orang yang berdiri di luar cabang utama bank yang dikelola pemerintah dan swasta di sekitar kota setiap harinya. Cabang-cabang bank tersebut tidak dibuka sejauh ini. Orang-orang tidak dapat menarik uang mereka, mereka hanya mendapatkan 200 dolar AS atau 20.000 afghani setiap pekannya seperti yang diperintahkan oleh bank sentral,” sebut Najibullah.
Western Union dan Money Gram, dua agen layanan pengiriman uang swasta, juga kembali beroperasi di sebagian besar 34 provinsi di Afghanistan pada Jumat (3/9) dan kini orang-orang bisa mendapatkan uang dari luar negeri, menurut sejumlah laporan media lokal. [Xinhua]
Diproduksi oleh Xinhua Global Service [XHTV]