CANBERRA – Tingkat pengangguran di Australia turun meski ribuan orang kehilangan pekerjaan usai pemerintah mengakhiri skema subsidi upah terkait virus corona.
Menurut data tenaga kerja yang dirilis Biro Statistik Australia (Australian Bureau of Statistics/ABS) pada Kamis (20/5), tingkat pengangguran untuk bulan April tercatat di angka 5,5 persen, turun dari 5,7 persen yang dilaporkan pada Maret.
Hal ini menandai bulan keenam berturut-turut tingkat pengangguran turun dari 6,9 persen pada Oktober, dengan tingkat pengangguran saat ini 0,2 persen lebih tinggi dibanding masa awal pandemi, menurut Bjorn Jarvis, kepala divisi statistik tenaga kerja di ABS.
Menteri Keuangan Australia Josh Frydenberg mengatakan data tersebut membuktikan bahwa pemulihan ekonomi negara itu dari pandemi berada di jalur yang benar.
Namun, data ABS mengungkap bahwa jumlah warga yang memiliki pekerjaan di Australia berkurang 30.600 antara Maret dan April.
Penurunan yang diimbangi oleh berkurangnya jumlah warga yang aktif mencari pekerjaan itu terjadi bersamaan dengan berakhirnya program JobKeeper Payment pada akhir Maret.
JobKeeper diperkenalkan oleh pemerintah agar warga dapat tetap memiliki pekerjaan dan untuk menstimulasi ekonomi di tengah pandemi, namun program itu perlahan ditarik sebelum akhirnya dihentikan.
“Sebagian dari penurunan sebesar 31.000 dalam hal penyerapan tenaga kerja kemungkinan berkaitan dengan berakhirnya JobKeeper, tetapi hal itu juga mungkin saja mencerminkan variasi bulanan yang umum terlihat di pasar tenaga kerja dan beberapa perubahan musiman yang lebih besar dari biasanya dan menyerupai apa yang kita lihat sebelumnya pada tahun ini,” kata Jarvis dalam pernyataan pers.
Total jam kerja yang dijalani warga Australia turun 0,7 persen antara Maret dan April, yang menurut Jarvis dapat dikaitkan dengan faktor musiman.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Canberra. (XHTV)