URUMQI – Seorang pengusaha Belgia yang mengelola sebuah perusahaan di Daerah Otonom Uighur Xinjiang, China barat laut, menyangkal tudingan “kerja paksa” di daerah tersebut.
Saat berbicara dalam sebuah konferensi video pada Rabu (29/9), Decombel Danny Camiel mengatakan bahwa dirinya telah bekerja dengan para petani kapas di Xinjiang selama lebih dari satu dekade dan belum pernah melihat adanya “kerja paksa” atau pelanggaran hak asasi manusia.
Pengusaha itu membuka perusahaan pupuk di Xinjiang dan, karenanya, kerap berinteraksi dengan petani kapas setempat.
Camiel mengatakan bahwa orang-orang di Xinjiang ramah dan hangat. Selain itu, lanjutnya, warga lokal dari beragam kelompok etnik berkumpul bersama untuk merayakan berbagai festival.
Sekitar 120 orang, termasuk duta besar, diplomat, pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), media China maupun asing, serta perwakilan lembaga swadaya masyarakat menghadiri konferensi video itu, yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah Xinjiang bersama Misi Tetap China untuk PBB. Acara ini disiarkan langsung oleh UN Web TV dan ditonton oleh hampir 1.000 orang.
Beberapa perwakilan dari lapisan akar rumput Xinjiang, termasuk kaum wanita dari etnis minoritas dan pekerja migran, membagikan pengalaman mereka dalam konferensi yang digelar via tautan video itu, memberikan kesaksian tentang stabilitas sosial, pembangunan ekonomi, maupun cara hidup dan bekerja warga Xinjiang dalam kedamaian dan kebahagiaan.
Zhang Jun, Perwakilan Tetap China untuk PBB, mengatakan fakta dan kebenaran terkait pembangunan Xinjiang terbuka untuk disaksikan oleh siapa saja. Lebih dari 1.000 diplomat, jurnalis, dan tokoh keagamaan dari 100 lebih negara telah mengunjungi Xinjiang melalui undangan, dan mereka sangat terkesan dengan pembangunan yang kuat di daerah tersebut.
Zhang menyampaikan harapannya agar konferensi ini membuat orang-orang mendengar suara nyata dari Xinjiang, melihat realitas di daerah tersebut, serta membantu memahami Xinjiang yang sebenarnya. [Xinhua]