KUNMING/VIENTIANE – Usai peletakan balok baja terakhir, jalur kereta api yang membentang lebih dari 1.000 km dari Kunming, ibu kota Provinsi Yunnan di China barat daya, hingga Vientiane di Laos selesai pada Selasa (12/10).
Konstruksi jalur kereta api China-Laos telah selesai di wilayah Mengla, Prefektur Otonom Etnis Dai Xishuangbanna, yang terletak dekat dengan pelabuhan darat di perbatasan China-Laos.
Layanan kereta lintas perbatasan antara kedua kota tersebut dijadwalkan beroperasi mulai Desember tahun ini. Jika kereta berangkat dari Kunming pada pagi hari, kereta itu akan tiba di Vientiane malam hari pada hari yang sama, menurut China State Railway Group Co., Ltd. (China Railway).
Saat ini, perjalanan antara Kunming dan Vientiane dengan mobil membutuhkan waktu sekitar 20 jam.
Tahun ini menandai peringatan 60 tahun hubungan diplomatik antara China dan Laos. Jalur kereta api China-Laos adalah proyek kolaborasi antara Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra yang diusulkan China dan strategi Laos untuk bertransformasi dari negara yang terkurung daratan menjadi sebuah pusat yang terhubung oleh daratan.
Jalur kereta api ini melintasi zona pertemuan lempeng India-Eurasia, dengan lembah dan sungai yang saling bersilangan. Terdapat 167 terowongan di sepanjang jalur kereta api China-Laos ini. Total panjang terowongan bertambah hingga lebih dari 590 km, yang meliputi 63 persen dari total jalur kereta api tersebut.
Proyek berskala besar ini sekali lagi menunjukkan bahwa China mampu membangun jalur kereta api di daerah dengan kondisi geologis yang sangat sulit. Proyek ini diharapkan dapat mendorong kerja sama dan kesejahteraan kawasan. Ini sangat berbeda dengan lebih dari 100 tahun silam, ketika orang asing membangun jalur kereta api di Provinsi Yunnan untuk menghubungkan dengan Vietnam guna mengakses sumber daya alam dan mineral Yunnan.
Pada 2015, pemerintah China dan Laos menandatangani perjanjian kerja sama perkeretaapian. Saat itulah Sida Phengphongsawanh untuk pertama kalinya mendengar tentang proyek tersebut.
Kini, gadis berusia 22 tahun itu, yang lahir di Muangxay, kota perbukitan di Laos utara, menerima pelatihan untuk menjadi masinis di jalur kereta api China-Laos.
Kampung halamannya hanya berjarak sekitar 100 km dari gerbang perbatasan China-Laos, dengan jajaran pegunungan di sekitarnya menutup jalan ke China. Pada 2016, dia pergi ke Kunming untuk belajar tentang perkeretaapian.
“Secara pribadi, jalur kereta api itu telah memberi saya pekerjaan yang stabil. Di tingkat nasional, jalur kereta api itu dapat mendorong pembangunan Laos secara multilevel dan menyeluruh,” papar Sida.
Stasiun kereta api China-Laos di ibu kota Laos, Vientiane, memulai operasionalnya pada 6 Oktober. Dengan area konstruksi seluas 14.543 meter persegi, stasiun ini dapat menampung maksimal 2.500 penumpang. Desain konstruksi stasiunnya mewujudkan konsep “kota kayu cendana (Vientiane), persahabatan antara China dan Laos.”
Zhang Xinjin, wakil manajer umum untuk China Railway biro Kunming, mengatakan jalur kereta api China-Laos merupakan jalur ilmiah dan teknologi, yang telah mengakumulasi pengalaman berharga untuk konstruksi jalur kereta api di daerah dataran tinggi dan pegunungan di China.
Berbasis Sistem Satelit Navigasi BeiDou dan teknologi pemindaian inframerah, penerapan yang digunakan dalam kontrol dan manajemen konstruksi jalur kereta api itu menjadi lebih pintar (smart) dan lebih cerdas (intelligent) dari sebelumnya. Dulu, dibutuhkan waktu dua jam untuk membuat garis panduan pemasangan sepanjang 500 meter dengan tenaga manusia, tetapi kini peletakan jalur hingga 1.000 km dapat direncanakan dalam waktu satu jam berkat teknologi baru yang dikembangkan secara mandiri oleh China.
Zhang menuturkan pembangunan jalur kereta api itu juga mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan ekologis, karena berada di dekat jalur migrasi gajah liar.
“Perencanaan rute jalur kereta apinya menghindari area aktivitas utama gajah liar dan jalur migrasi. Berbagai upaya dilakukan untuk meminimalkan dampak terhadap gajah liar, seperti memperpanjang terowongan atau membangun jembatan untuk dilalui gajah,” katanya. [Xinhua] [XHTV]
(Reporter: Fang Ning, Ding Yiquan, Zhao Jiasong, Phouthaphone Sirivong, Zhang Jianhua, Dong Yue, Luo Jun; Reporter Video: Ding Yiquan; Editor Video: Yang Zhixiang, Li Qin)