NEW DELHI – Dr Randeep Guleria, Direktur institut kesehatan utama India, All India Institute of Medical Sciences (AIIMS), di New Delhi pada Sabtu (26/6) mengatakan bahwa mencampur dosis dua vaksin yang berbeda dapat meningkatkan efikasi vaksin terhadap mutasi COVID-19.
Dikatakan Guleria, sejumlah data menunjukkan bahwa mencampur dosis vaksin COVID-19 dapat menghasilkan kekebalan yang lebih baik atau lebih banyak antibodi, dan hal tersebut merupakan “kemungkinan yang pasti,” kendati dibutuhkan lebih banyak informasi sebelum mengambil keputusan.
Guleria menyampaikan pernyataan itu dalam sebuah sesi wawancara dengan saluran berita televisi lokal NDTV.”Hal ini sudah diamati sejak lama, yaitu memberikan satu vaksin sebagai suntikan awal dan vaksin lainnya sebagai penguat. Sejumlah data menunjukkan bahwa mencampur vaksin dapat menyebabkan tingkat efek samping yang sedikit lebih tinggi, namun data lainnya memperlihatkan bahwa hal itu berpotensi menghasilkan kekebalan dan antibodi perlindungan yang lebih baik,” tutur Guleria kepada saluran berita tersebut.
“Hal ini membutuhkan lebih banyak data… sejumlah besar vaksin akan tersedia di masa mendatang… Anda akan memiliki vaksin Pfizer, Moderna, Sputnik V, dan Zydus Cadila. Oleh karena itu, kombinasi mana yang lebih baik menjadi sesuatu yang belum kami ketahui saat ini… tetapi ya, studi awal menunjukkan hal itu bisa menjadi opsi.”
Pemerintah federal India bulan lalu mengumumkan bahwa sebagai bagian dari kebijakan vaksinasi baru mereka, para ahli dari pemerintah akan menyelidiki kombinasi dosis vaksin COVID-19 yang berbeda untuk mengamati apakah metode ini dapat meningkatkan efikasi.Dr Guleria juga menepis kekhawatiran yang menyebut bahwa vaksin yang tersedia saat ini kemungkinan tidak efektif melawan varian Delta Plus, seraya menuturkan lebih banyak data diperlukan untuk menetapkan potensi kemampuan galur (strain) yang bermutasi dalam menghindari sistem kekebalan tubuh.
Dia menekankan pentingnya mendapatkan vaksinasi kendati ada kekhawatiran-kekhawatiran tersebut.”Jika Anda telah mendapat vaksinasi lengkap dan terpapar virus itu, kemungkinan Anda masih bisa tertular, namun tingkat keparahannya mungkin jauh lebih rendah.”
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari New Delhi. ( XHTV )