MANILA – Presiden Filipina Rodrigo Duterte pada Rabu (22/9) mengutuk rencana “egois” negara-negara kaya untuk menimbun vaksin COVID-19 di saat negara-negara miskin dan berkembang mengalami krisis vaksin.
“Krisis vaksin yang dipicu manusia sedang menyerang negara-negara miskin,” kata Duterte dalam rekaman pidato virtual di sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-76. “Negara-negara kaya menimbun vaksin yang dapat menyelamatkan nyawa manusia, sementara negara-negara miskin menunggu untuk mendapatkannya dalam jumlah kecil,” imbuhnya.
“Ini sangat mengejutkan dan harus dikecam karena merupakan tindakan egois yang tidak dapat dibenarkan secara rasional ataupun moral,” ujar Duterte.
Duterte mendesak negara-negara “yang memiliki hak istimewa” untuk “sepenuhnya mendukung COVAX Facility dan semakin memperkuat mekanisme kerja sama (vaksin) lainnya.”
“Kita membutuhkan ini (vaksin) untuk menyelamatkan lebih banyak nyawa, memutus siklus varian, dan membantu memastikan pemulihan ekonomi global,” imbuh Duterte.
Saat ini, Filipina mencatat 2,4 juta lebih kasus terkonfirmasi COVID-19, termasuk 37.074 kematian. Negara tersebut telah menyuntikkan lebih dari 41,79 juta dosis vaksin COVID-19, dan lebih dari 18,8 juta orang sudah menjalani vaksinasi lengkap.
Pemerintah menargetkan untuk memvaksinasi hingga 77 juta orang tahun ini. China telah mengirimkan vaksin COVID-19 ke Filipina sejak 28 Februari.
China merupakan negara pertama yang memasok vaksin virus corona ke Filipina, sehingga memungkinkan negara di Asia Tenggara itu memulai kampanye vaksinasinya pada 1 Maret. Sejauh ini, Filipina telah menerima hampir 65 juta dosis vaksin COVID-19 dari berbagai produsen vaksin. China menyediakan lebih dari 50 persen persediaan vaksin COVID-19 Filipina. [Xinhua]