DHAKA – Orang-orang mengantre panjang untuk menerima vaksin Sinopharm China di luar pusat vaksinasi COVID-19 pada Selasa (7/9) pagi di Distrik Chandpur, Bangladesh, saat inokulasi dosis kedua dimulai di daerah tersebut.
“Dosis vaksin Sinopharm China diberikan melalui serikat Parishad kami. Orang-orang sangat puas dengan dosis pertama vaksin China (Sinopharm),” kata Md Billal Hossain Patwari, ketua Ashikati Union Parishad Chandpur, administrasi pedesaan terkecil dan unit pemerintah daerah di negara tersebut.
Upaya vaksinasi juga berjalan lancar di tempat lain di negara itu, sebagian besar berkat dukungan berkelanjutan dari China.
Demi mengatasi lonjakan kasus COVID-19 yang mengkhawatirkan, Bangladesh menandatangani perjanjian tentang produksi bersama vaksin China secara lokal.
Nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) ditandatangani antara Sinopharm Group dari China, Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga Bangladesh, dan Incepta Vaccine Ltd., sebuah perusahaan manufaktur vaksin lokal pada bulan lalu.
Bangladesh memulai upaya vaksinasi COVID-19 pada Januari lalu untuk mengendalikan pandemi yang telah menyebar ke seluruh negara itu.
Di tengah ketidakpastian atas pengiriman vaksin yang tepat waktu dari India, pemerintah Bangladesh kemudian menghentikan pemberian dosis pertama vaksin AstraZeneca.
Pada Juni, upaya vaksinasi dilanjutkan di beberapa wilayah di negara itu dengan vaksin Sinopharm yang didonasikan China.
Lonjakan jumlah kasus COVID-19 sejak Juni mendorong pemerintah Bangladesh memberlakukan karantina wilayah (lockdown) ketat mulai 1 Juli hingga 11 Agustus. [Xinhua]