WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Jumat (23/7) menegaskan kembali dukungan negaranya untuk Afghanistan dalam pembicaraan via telepon dengan Presiden Afghanistan Mohammad Ashraf Ghani saat pertempuran meningkat seiring dengan penarikan pasukan AS dari negara Asia itu.
Biden mengatakan kepada Ghani bahwa AS akan terus memberikan bantuan untuk rakyat Afghanistan dan militernya, menurut catatan Gedung Putih yang berisi pembicaraan mereka.
Kedua presiden sepakat bahwa “serangan Taliban saat ini bertentangan langsung dengan klaim gerakan itu untuk mendukung penyelesaian konflik yang dirundingkan,” tambahnya.
Disebutkan dalam catatan pembicaraan itu bahwa rencana bantuan keamanan senilai 3,3 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp14.508) untuk Afghanistan pada tahun fiskal 2022 akan memprioritaskan kemampuan Angkatan Udara Afghanistan, pasokan utama, dan gaji bagi pasukan Afghanistan.
Pembicaraan telepon itu dilakukan di saat militan Taliban melanjutkan pertempuran sengit melawan pasukan pemerintah dan memperluas daerah kekuasaannya sejak penarikan pasukan AS pada 1 Mei.
Saat penarikan pasukan AS hampir rampung, pasukan pemerintah Afghanistan dan militan Taliban bertempur untuk menguasai lebih banyak wilayah dengan banyak distrik telah berpindah tangan belum lama ini.
Ketua Kepala Staf Gabungan AS Jenderal Mark Milley pada Rabu (21/7) mengatakan bahwa sekitar separuh dari 419 pusat distrik di Afghanistan berada di bawah kendali Taliban.
“Momentum strategis tampaknya akan terjadi pada pihak Taliban,” katanya, meski menekankan bahwa kelompok itu belum menduduki satu pun dari 34 ibu kota provinsi di Afghanistan.
Biden telah memerintahkan militer AS untuk mengakhiri misinya di Afghanistan pada 31 Agustus, beberapa hari lebih awal dari tenggat 11 September yang ditetapkan sebelumnya. Komando Pusat AS pekan lalu mengatakan bahwa lebih dari 95 persen proses penarikan pasukan telah selesai dilakukan. [Xinhua]