KOPENHAGEN – Badan Intelijen Pertahanan Denmark (FE) telah memberikan akses internet terbuka kepada Badan Keamanan Nasional (National Security Agency/NSA) Amerika Serikat (AS) untuk memata-matai para politisi senior negara tetangga, termasuk Kanselir Jerman Angela Merkel, demikian dilaporkan lembaga penyiaran nasional Denmark, DR News, pada Minggu (30/5).
DR News, bekerja sama dengan media Swedia, Norwegia, Jerman, dan Prancis, menemukan beberapa “kesimpulan mengejutkan” dalam investigasi internal rahasia di FE yang disebut sebagai “Operasi Dunhammer” yang selesai pada Mei 2015 lalu.
Kesimpulan penting dalam laporan Dunhammer, menurut DR News, adalah bahwa NSA telah dengan sengaja memperoleh data sehingga dapat secara sembunyi-sembunyi memata-matai para kepala negara yang menjadi sasaran, serta para pemimpin, politisi utama negara-negara Skandinavia, dan pejabat tinggi di Jerman, Swedia, Norwegia, dan Prancis.
Menteri Pertahanan Denmark Trine Bramsen menanggapi laporan media dengan mengirim surat elektronik (surel) ke DR News, yang mengatakan bahwa pemerintahnya tidak akan “berspekulasi tentang segala jenis masalah intelijen dari pers atau lainnya … penyadapan sistematis terhadap sekutu dekat tidak dapat diterima.”
Namun, pemerintah Norwegia dan Swedia menekan pemerintah Denmark dan menuntut jawaban segera tentang dugaan spionase NSA melalui kabel Denmark.
“Kami menuntut untuk mendapat informasi lengkap tentang hal-hal yang menyangkut warga, perusahaan, dan kepentingan Swedia. Dan kemudian kami harus melihat bagaimana jawabannya dari sisi politik di Denmark,” tutur Menteri Pertahanan Swedia Peter Hultqvist kepada badan penyiaran nasional SVT pada Minggu (30/5).
Namun menurut laporan DR News, informasi tentang spionase NSA melalui kerja sama dengan FE seharusnya sudah diketahui oleh sang menteri pertahanan karena detailnya termasuk dalam pernyataan empat jilid yang diterima Bramsen dari FE pada Agustus 2020.
Dalam pernyataan tersebut, FE dituduh mendapatkan dan menyebarkan informasi tentang warga Denmark, menurut media lokal.
Sang menteri dalam siaran persnya melontarkan kritik keras atas kegagalan manajemen FE untuk menindaklanjuti atau menyelidiki lebih jauh tanda-tanda spionase di area Kementerian Pertahanan.
Ada indikasi bahwa FE telah “memulai kegiatan operasional yang melanggar hukum Denmark,” kata sang menteri. Setelah itu, kepala FE Lars Findsen bersama dua rekan yang lain juga telah diskors. [Xinhua]