HONGKONG – Amerika Serikat (AS) meluncurkan serangan drone yang menyasar anggota kelompok ISIS pada Sabtu (28/8), kurang dari 48 jam setelah serangan bom bunuh diri di Kabul, yang menewaskan 13 personel militer AS dan sekitar 170 warga Afghanistan.
Aziz, seorang warga Afghanistan yang menjalankan bisnis di China, terus berkomunikasi dengan keluarga dan teman-temannya di Kabul untuk memastikan keadaan mereka sejauh ini.
AZIZ, Pengusaha Afghanistan: “Setiap hari, saya menelepon saudara laki-laki saya, keluarga saya, dan teman-teman saya. Saya bertanya kepada mereka, apakah kalian aman? Mereka menjawab ya, kami aman. Semuanya dalam kondisi normal. Terkait bisnis, orang-orang mengkhawatirkan soal pekerjaan, mata pencaharian mereka. Sebuah pasar besar ditutup. Bank Afghanistan khususnya saat ini tidak beroperasi.
Bank itu tutup. Ada pasar besar bernama Sarai Shahzada. Pasar itu berkaitan dengan bank itu. Jadi pasar besar itu (juga) tutup, karena tidak ada layanan jasa penukaran uang. Orang-orang agak khawatir soal ini. Banyak departemen, banyak kementerian yang tidak beroperasi. Beberapa sudah mulai beroperasi, tetapi beberapa karyawannya tidak masuk kerja. Namun secara perlahan, kondisinya akan lebih baik. Semoga semuanya akan kembali normal.”
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Hong Kong, China. (XHTV)