Sejumlah orang berkumpul untuk memprotes tindak kekerasan bersenjata di Houston, Texas, Amerika Serikat, pada 27 Mei 2022. (Xinhua/Chengyue Lao)
NEW YORK CITY, 16 Juni (Xinhua) — Gelombang kejahatan kebencian (hate crime) yang semakin memburuk dan penembakan massal di Amerika Serikat (AS) berpotensi memunculkan rintangan yang lebih besar bagi pemulihanpariwisata internasional jangka panjang di negara itu, demikian dilaporkan situs berita industri perjalanan AS, Skift.
Bahkan tanpa persyaratan tes untuk masuk ke wilayah negara itu, wisatawan mancanegara “kemungkinan akan menunda sebelum bergegas kembali ke negara dengan kejahatan kebencian dan penembakan massal yang terlalu sering terjadi,” sebut laporan itu.
“Media sosial dan berita tampaknya mengindikasikan bahwa warga Amerika juga tidak merasa aman, jadi bagaimana mungkin wisatawan dapat merasa lebih aman?” ujar Larissa De Villa, seorang keturunan Australia-Asia yang merupakan tenaga profesional di bidang teknologi informasi, seperti dikutip laporan tersebut.
Kedatangan internasional di AS tercatat di angka sekitar 22 juta pada 2021, turun dari level prapandemi sebanyak 80 juta pengunjung per tahun. “Jalan menuju pemulihan terkait kunjungan masuk masih panjang,” menurut laporan itu. [Xinhua]