Seorang penduduk desa memetik bunga mawar di wilayah Yutian, Daerah Otonom Uighur Xinjiang, China barat laut, pada 21 Mei 2020. (Xinhua/Shadati)
URUMQI, 17 Juni (Xinhua) — Azizi Turkhon, penduduk asli wilayah Yutian di Xinjiang selatan, China, tersenyum cerah saat menggambarkan kehidupannya saat ini.
“Mawar tidak hanya meningkatkan pendapatan kami, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup kami,” kata Azizi Turkhon yang berusia 32 tahun tersebut.
Mawar kini melekat hampir di setiap aspek kehidupan warga lokal di sana. “Istri saya menggunakan masker wajah mawar yang diproduksi secara lokal, dan anak-anak saya mencuci tangan dengan sabun mawar,” imbuhnya.
Terletak di tepi selatan gurun terbesar di China, Taklamakan, wilayah Yutian di Prefektur Hotan memiliki sejarah perkebunan mawar yang panjang.
Mawar Hotan adalah sebuah varian dari Mawar Damaskus, dan diperkenalkan ke Xinjiang melalui rute jalur Sutra kuno ribuan tahun lalu. Bunga kecil ini telah menjadi kekuatan pendorong pengentasan kemiskinan lokal dan upaya revitalisasi pedesaan selama beberapa dekade terakhir.
Lahir di sebuah desa kecil di Yutian, Azizi Turkhon mengelola sebuah kebun mawar seluas 10.000 mu (sekitar 666,7 hektare) dan secara praktis telah melihat bagaimana kebun bunga itu mengubah daerah asalnya.
“Penanaman mawar relatif sederhana. Hanya satu kali penaburan diikuti dengan pengelolaan lapangan secara teratur akan menjamin panen yang cukup stabil,” tutur Azizi Turkhon.
Setiap hektare mawar dapat menghasilkan pendapatan besar sekitar 45.000 hingga 60.000 yuan (1 yuan = Rp2.193). Kondisi ini “lebih menguntungkan daripada menanam tanaman lain.”
Menurut pemerintah setempat, lebih dari 2.667 hektare mawar ditanam di Yutian, membuka jalan untuk masa depan cerah bagi warga lokal.
“Sejak didirikan pada 2012, perusahaan kami telah menghasilkan lebih dari 50 juta yuan pendapatan bagi petani lokal dan telah menciptakan lapangan kerja bagi lebih dari 1.000 rumah tangga,” kata Gao Haiying, manajer umum sebuah perusahaan bioteknologi mawar di Yutian.
Ma Teng, manajer sebuah taman percontohan penanaman mawar lokal, mengatakan bahwa mereka telah mengembangkan berbagai produk mawar, seperti selai mawar, (roti) naanmawar, kue bulan mawar, serta minyak esensial, masker wajah, sabun, dan kebutuhan sehari-hari lainnya yang menggunakan ekstrak mawar.
“Dengan fasilitas infrastruktur yang semakin meningkat, produk-produk kami dapat dijual ke kota-kota tingkat pertama, seperti Beijing dan Shanghai, yang meningkatkan pendapatan petani lokal,” papar Azizi Turkhon. [Xinhua]