WARTABUANA – Lama tidak muncul di layar kaca, Presenter Tamara Geraldine baru saja meluncurkan buku terbarunya bertajuk `Indo`5 Twenty Super Stories`.
Buku tersebut menceritakan pengalamannya selama lebih dari 20 tahun berkecimpung di industri hiburan. Ia juga ingin mencari tahu akan seberapa penting peranan antara artis dengan event organizer.
“Buku ini diberi judul Indo`5 twenty super stories. Selama 20 tahun berkarir di panggung seni berupa cerita lain yang mengelitik buat diberikan ke orang lain,” ujar Tamara saat peluncuran buku yang digelar di Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta Pusat, Jumat (16/9/2016).
Dalam buku yang menyajikan 20 cerita pendek itu, Tamara ingin mengajak para pembaca mengetahui sejauh mana peranan Ballerina (artis) dengan Benitez (event organizer).
“Saya menyebut buku ini ballerina vs benitez. Bentuknya cerpen. Fiksi dan non fiksi. Cerita nyata tapi ada dramatisasi sana sini, itu sah-sah aja,” tuturnya.
Dalam hal ini, Tamara menggandeng PT Indolima Perkasa sebagai salah satu event organizer terbesar di Tanah Air. Selain itu ia juga mengajak Jeffry Waworuntu dari Ruth Sahanaya Productions untuk membagi pengalamannya sebagai manager artis dalam buku tersebut.
“Ketika saya mohon PT Indolima jadi kontributor, akhirnya buku ini dijadikan dua versi, ditulis dengan versi beda. Seribu pertama limited editions ditulis khusus untuk PT Indolima Perkasa,” jelasnya.
Tamara tidak ingin membuat bukunya dalam gaya yang formal seperti halnya sebuah company profile yang akan berakhir di rak buku. Kali ini ia membuat sebuah buku yang berbeda dengan mengemasnya dalam bentuk kumpulan cerita pendek.
“Saya ingin mencari jawaban siapa yang lebih penting ketika masuk ke ranah komersil. Sehingga akhirnya tergerak untuk menuliskan hal tersebut dalam cerita pendek,”
Dalam bukunya, Tamara menilai hubungan di antara kedua profesi tersebut akan berantakan apabila salah satunya merasa lebih dari yang lain. “Sebuah hubungan akan mengganggu kalau salah satunya merasa lebih penting. Artis memiliki peranannya namun event organizer juga punya peranan yang tidak kalah penting,” tuturnya.
Sementara itu Pemimpin PT Indolima Perkasa, Tito Kadaryanto menuturkan buku tersebut sekaligus sebagai sarana untuk berbagi dengan generasi muda yang ingin terjun ke bisnis event organizer.
“Buku ini unik. Ceritanya simple, kandungan luar biasa. Tentang ego dikemas sedemikian rupa. Bagaimanapun kepada siapapun relasionship dibutuhkan. Eo dan artis saling menjaga relasionship. Rasa nyaman timbul kalo ada kepercayaan,” ujar Tito.
“Kita ingin memberikan kepada teman yang muda, inilah ilmunya, inilah tipsnya. Sehingga ini bisa dibilang sebagai CSR (Corporate Social Responsibility) kita buat generasi hari ini dan masa depan,” tambahnya.
Pengakuan senada juga disampaikan Jeffry Waworuntu yang menilai industri event organizer merupakan suatu ekosistem yang saling terhubung satu dengan lainnya. Sehingga ini menjadi pembelajaran penting bagi semua pihak dalam bisnis tersebut.
“Saya lihat ini sesuatu yang bisa jadi momentum berbagi. Ini jadi sesuatu sumber untuk belajar dari generasi berikutnya karena industri event organizer adalah suatu ekosistem,” tuturnya.
Lebih lanjut Tamara menuturkan dalam bukunya kali ini, tidak semuanya berdasarkan pengalaman pribadi. Masih ada pengalaman orang lain yang dituangkannya ke dalam buku tersebut.
“Aku yang ada di situ 75 persen selebihnya berdasarkan cerita si anu tapi tidak untuk menyakiti siapa pun,” pungkas Tamara Geraldine. []