JAKARTA, WB – Pangsa pasar perawatan dan pemerliharaan pesawat terbang di Indonesia masih dikuasai perusahaan asing. Sekitar 70% pangsa pasar itu masih ditangani perusahaan asing karena belum mampu ditangani di Indonesia.
Implikasinya, terjadi pelarian devisa yang terjadi mencapai ratusan juta dolar AS per tahun. Tantangan bagi Indonesia dan dunia usaha nasional, bagaimana menarik peluang itu menjadi usaha di dalam negeri dengan nilai tambah besar.
“Kondisi ini perlahan harus diperbaiki dengan cara meningkatkan kapasitas dan kualitas perbaikan dan perawatan pesawat yang ada di tanah air. Perusahaan yang tergabung di IAMSA (Indonesia aircraft maintenance shop association) sudah mampu melakukan perawatan di dalam negeri sendiri. Kini, pemasaran dan komunikasinya harus diperbaiki, bagaimana pangsa pasar itu tidak lari keluar negeri,” ujar Menteri Perhubungan EE Mangindaan usai membuka The 1st Aviation MRO Indonesia (AMROI) di Jakarta, Selasa (29/4).
Ada beberapa perusahaan perawatan dan perbaikan pesawat terbang di Indonesia, seperti Garuda Maintenance Fasilities (GMF) anak perusahaan Garuda Indonesia di Jakarta, Merpati Maintenanace facilities (MMF) di Surabaya, di Bandung milik PT Dirgantara Indonesia (DI) dan lainnya.
“Semua perusahaan tersebut harus dioptimalkan sehingga pangsa pasar perawatan dan perbaikan pesawat Indonesia tidak lari keluar negeri,” jelas Menhub.
Sementara, Presdien IAMSA Richard Budihadiyanto mengatakan, pertambahan jumlah pesawat di Indonesia praktis membutuhkan teknisi pesawat terbang yang makin tinggi juga. Implikasi penrambahan pesawat terbang itu, kebutuhan perawatan, suku cadang dan fasilitas lainnya untuk pesawat juga bertambah.
“Potensi pasar itu sangat besar dan menjanjikan. Di sisi lain, Indonesia membutuhkan teknisi pesawat terbang yang kian baik dan kompeten. Jika tidak, akan sulit menarik pangsa pasar perawatan pesawat terbang itu ke dalam negeri. Ketresedian tenaga teknisi yang handal ini menjadi masalah serius kita sekarang,” kata Richard.
Selama ini, aku dia, pemerintah lebih sering menyampaikan kekurangan tenaga pofesional seperti pilot, pelaut dana lainnnya. Padahal, kebutuhan teknisi pesawat yang handal juga sangat dibutuhkan oleh pemerintah dan dunia usaha di Indonesia.
“Pertumbuhan industri penerbangan nasional itu bagus, karena ada pertumbuhan dan kesejahteraan masyarakat meningkat. Tapi juga harus dibarengi dengan penambahan fasilitas pendukung serta SDM termsusk teknisi pesawat yang handal dan banyak jumlahnya,” tegas Richard. [ib]
Comments 6