JAKARTA, WB – Ketua Aliansi Kebangsaan Ponco Sutowo merasa prihatin melihat kondisi masyarakat Indonesia sekarang ini, sehingga bangsa seakan-akan kehilangan pegangan, terenggang dari titik ekstrim kanan sampai ekstrim kiri.
Ekstrim kanan terutama terpengaruh oleh ideologi keagamaan khususnya Islamisme melalui bangkitnya khilafah Islamiyah secara global dan di Indonesia melalui Hizbut Tahrir serta pendirian Daulah Islamiyah secara rasional yang membuat seakan akan penetrasi transnasional.
Pelantikan Yudi Latief Phd sebagai Ketua Unit Kerja Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) oleh Presiden Joko Widodo juga diapresiasi oleh para tokoh dan begawan nasional, dimana UKP-PIP bertugas membantu Presiden dalam merumuskan arah kebijakan umum pembinaan ideologi Pancasila dan melaksanakan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian pembinaan ideologi Pancasila secara menyeluruh dan berkelanjutan.
“Aliansi Kebangsaan siap mendukung Yudi Latif yang merupakan penggiat Aliansi Kebangsaan” kata Pontjo dalam Diskusi Bulanan Aliansi Kebangsaan, di Jakarta (9/6/2017)
Melalui Pancasila baik sebagai Dasar maupun sebagai Ideologi Negara yang tercantum dalam Pembukaan Undang -Undang Dasar (UUD) 1945, yang keterangan autentiknya terdapat dalam Penjelasan Umum dalam UUD 1945, Pancasila tidak dimaksud untuk menguasai wilayah, bangsa atau negara lain.
Pada dasarnya Pancasila bertujuan untuk mempersatukan berbagai suku dan golongan di Indonesia, untuk membangun masa depan yang lebih sejahtera, dan terbukti bangsa Indonesia tetap solid bersatu-padu walau banyak riak yang tidak terasa ringan.
Sudah barang tentu Pancasila sebagai ideologi nasional harus menghadapi ideologi transnasional yang ada, baik berwujud ideologi transnasional lama maupun yang baru, seperti ideologi neo- liberalisme yang menguasai negara-negara lain dalam wujud penguasaan jejaring keuangan, yang ternyata tidak kalah bahayanya.
Aliansi Kebangsaan juga berpendapat bahwa Pancasila adalah sebagai counter ideologi terhadap ideologi transnasional bangsa-bangsa di dunia. Ideologi Transnasional adalah Ideologi yang tidak hanya mencakup secara nasional namun mencakup seluruh dunia.
Dr. Saafroedin Bahar, Ketua Bidang Pengkajian Aliansi Kebangsaan menjelaskan, “Banyak ideologi transnasional yang pernah mendorong manusia di dunia karena faktor imperium bahkan agama, Pada abad ke 19 ada ideologi transnasional yang sangat berbahaya dan menguasai umat manusia misalnya, Marxisme, Naziisme, Komunisme, Hizbut Tahrir, karena merasa paling benar, dan tidak perduli berapa banyak korban yang timbul akibatnya.Untung saja pengaruh semakin menurun karena ada saja kekuatan yang bisa menahan mereka,” ungkapnya.
Intelektual TNI yang dikenal sebagai ilmuwan sosial dan politik, pengajar, budayawan dan politisi itu menanyakan : “Bagaimanakah peluang Pancasila dalam menghadapi ancaman berbagai bentuk ideologi transnasional tersebut ?,”
Begini, katanya,” Pancasila mempunyai dua kekuatan yang bisa kita andalkan, yaitu 1. Sistem nilai Pancasila merupakan kristalisasi sistem nilai yang hidup dalam masyarakat Indonesia, sehingga Pancasila mempunyai legitimasi kultural yang tinggi, ” paparnya.
“Yang ke 2, sehubungan dengan itu, rumusan formal Pancasila seperti terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 mendapat dukungan formal dari sebagian besar rakyat Indonesia,” ujar Brigjen TNI (Purn) kelahiran Padangpanjang, Sumatera Barat yang saat ini berusia 79 tahun.
“Keberhasilan Pancasila sebagai counter ideologi terhadap berbagai bentuk ideologi transnasional bergantung kepada Keberhasilan kita semua untuk memelihara kekuatan Pancasila, dan membenahi berbagai bentuk kelemahannya,” pungkasnya mengakhiri Diskusi.[]